Jakarta (ANTARA) - Dosen dan Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center, Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Nugraha Edhi Suyatma, STP, DEA mengatakan menyimpan makanan dalam wadah plastik dapat mencegah kontaminasi bahan pangan yang disimpan bersamaan terutama di lemari pendingin.

“Kalau simpan di kulkas kan ada bahan makanan lain, ini mencegah kontaminasi campuran dari bahan-bahan lain di kulkas, nanti rasanya bisa berubah jadi fungsi plastik cukup bagus melindungi pencemaran,” kata Prof. Edhi dalam diskusi di Jakarta, Rabu.

Edhi mengatakan penyimpanan makanan di lemari pendingin juga dapat memperlambat oksidasi dan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan pembusukkan makanan karena tertutup dengan wadah plastik. Semakin rendah suhu penyimpanan, semakin menghentikan pertumbuhan mikroba pathogen yang dapat merusak makanan.

Ia mengatakan masa penyimpanan di lemari pendingin atau chiller untuk bahan makanan bisa bertahan sampai 2 hari, sedangkan jika di lemari pembeku atau freezer bisa bertahan sampai setahun dengan syarat suhu stabil di minus (-) 18 derajat celsius dan selama tidak ada kontaminasi udara pada makanan.

“Kalau hanya simpan di chiller masa simpanya pendek hanya 2 hari, lebih dari itu ada perubahan rasa, mikrobanya bisa tumbuh karena di chiller masih ada proses kerusakan pangan, syaratnya -18 (derajat Celsius) kalau diatas itu hanya bertahan beberapa bulan,” katanya.

Baca juga: IDI dukung pemberian label Bisfenol A pada kemasan dari plastik

Penggunaan wadah plastik, kata Edhi memiliki banyak keuntungan. Selain harganya murah, wadah plastik juga dapat menghantarkan suhu dingin lebih baik dibandingkan tempat penyimpanan lain seperti porselen. Selain itu, wadah plastik juga ringan dan murah serta minim risiko pecah.

Dalam memilih wadah plastik untuk menyimpan makanan, Edhi menyarankan untuk melihat kode daur ulang yang biasanya ada di bawah kemasan plastik.

Pastikan untuk memakai wadah plastik yang berbahan Poli Propilen karena aman untuk penyimpanan makanan atau food grade. Perhatikan juga lambang sendok dan garpu, serta melihat kode gambar salju atau oven yang artinya bisa digunakan untuk suhu dingin maupun suhu panas.

Edhi juga menambahkan untuk bahan plastik, perhatikan kode daur ulang di bawah kemasan seperti kode 1 yaitu PET yang ada pada kemasan air mineral, kode 2 Poli Etilen atau sering ditulis HDPE (High Density Poly Ethylene) seperti di botol susu. Kode 3 yaitu plastik PVC yang tidak aman untuk menyimpan makanan, kode 4 Low Density Poly Etylene (LDPE) yang biasa ada pada tutup botol dan kode 5 Poli Propilen atau PP yang aman dan tahan beku serta suhu panas.

“Kode 6 polystyrene biasa ada di styrofoam, kode 7 lain-lain artinya jenis plastik tidak di tentukan. Plastik dengan bahan Poli Propilen, dan HDPE tidak ada risiko kesehatan,” kata Edhi.

Edhi juga membagikan trik jika ingin menyimpan sayur di wadah plastik, pastikan untuk memperhatikan jenis sayuran yang bisa disimpan di lemari pendingin dan yang tidak. Menyimpan sayuran yang sudah direbus atau dipanaskan menjadi cara lebih baik dan akan menghilangkan komtaminasi mikroba.

Untuk sayuran segar, bisa disimpan dalam plastik yang dilubangi agar ada akses respirasi sayuran dan tidak menyebabkan sayuran berembun yang mengundang pertumbuhan mikroba. Simpan dalam lemari pendingin bersuhu 10 derajat Celsius.

Perhatikan juga pemakaian wadah plastik, jika sudah berwarna keruh atau banyak goresan segera ganti untuk menghindari pertumbuhan bakteri pada kemasan.

Baca juga: Greenhope gandeng UMKM-Istiqlal bentuk ekosistem pengelolaan sampah

Baca juga: Kandungan BPA pada plastik picu gangguan reproduksi

Baca juga: Coca-Cola luncurkan kemasan botol dari plastik daur ulang


Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023