Banda Aceh (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menjadikan empat daerah di Aceh sebagai pilot project Program Grand Design Alternative Development (GDAD) untuk peralihan dari ganja ke tanaman produktif.

"Salah satunya program BNN adalah mengajak masyarakat beralih bercocok tanam ke tanaman produktif seperti kopi, teh, pinang dan sebagainya," kata Plt Direktur Narkotika Deputi Bidang Pemberantasan BNN Kombes Pol. Guntur Aryo Tejo, di Aceh Besar, Rabu.

Kombes Pol Guntur menyebutkan, adapun empat daerah yang menjadi pilot project program alternatif tanaman produktif tersebut yakni Kabupaten Aceh Besar, Aceh Utara, Bireuen, dan Gayo Lues.

Sebagai informasi, alternative development merupakan sebuah program pelatihan keterampilan (life skill) bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani tanaman ganja untuk beralih menjadi petani tanaman produktif lain.

Guntur menyampaikan, langkah tersebut perlu dilakukan mengingat masih banyak penanaman ganja di Aceh, serta semakin meningkatnya angka prevalensi penyalahgunaan narkotika di Aceh setahun pakai menjadi 56.276 orang atau 1,45 persen pada 2021.

"Selain upaya pemberantasan, BNN melakukan pendekatan soft power di wilayah Aceh Besar, Aceh Utara, Bireuen, dan Gayo Lues," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Guntur juga mengajak seluruh pihak untuk terus meningkatkan kepedulian serta menggelorakan semangat juang melawan peredaran gelap narkoba.

"Kita juga terus melakukan penyuluhan, sosialisasi dengan masyarakat di Aceh. Karena ganja ini termasuk golongan narkotika," kata Kombes Pol Guntur.

Untuk diketahui, dalam kurun waktu 2023 ini, BNN RI telah menemukan dan memusnahkan sekitar 20 hektare ladang ganja yang tersebar di beberapa kabupaten di Aceh.

Selain itu, BNN juga telah melakukan pemetaan via satelit bersama BRIN, dan menemukan sekitar 300 lebih titik di wilayah pegunungan Aceh yang rawan terjadinya aktivitas penanaman ganja.

Baca juga: BNN RI temukan ratusan titik rawan penanaman ganja di Aceh

Baca juga: Tim gabungan musnahkan 40 Ha ladang ganja di Nagan Raya Aceh

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023