Petani di Gunungkidul sudah banyak yang lansia. Ini menjadi pekerjaan bersama. Di satu sisi, kita dituntut untuk peningkatan produksi pangan, di sisi lain SDM pertanian sudah lansia. Untuk itu, diperlukan regenerasi petani supaya ketahanan pangan tet
Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan regenerasi petani dalam rangka mempertahankan sebagai lumbung pangan di wilayah DIY.

Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto di Gunungkidul, Kamis, mengatakan produksi padi di Gunungkidul rata-rata per tahun sekitar 241.437 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara beras 152.588 ton, sehingga Gunungkidul disebut lumbung pangan di DIY.

"Petani di Gunungkidul sudah banyak yang lansia. Ini menjadi pekerjaan bersama. Di satu sisi, kita dituntut untuk peningkatan produksi pangan, di sisi lain SDM pertanian sudah lansia. Untuk itu, diperlukan regenerasi petani supaya ketahanan pangan tetap terjaga," kata Heri Susanto.

Untuk itu, Pemkab Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Pangan secara berkala melaksanakan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia petani, khususnya kepada petani milenial supaya mampu mengoptimalkan sumber daya alam untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan.

Heri Susanto mengatakan petani milenial adalah orang-orang hebat yang dapat memajukan sektor pertanian dan membuat berbagai inovasi pertanian, sehingga dapat memberikan ilmu yang dimiliki ke petani lainnya.

Pangan harus dijaga, pangan harus dilestarikan. Selain itu, sumber manusia petani terus beregenerasi supaya ketahanan pangan tetap terjaga.

"Ketahanan pangan dan kemandirian pangan tidak akan terwujud, bila tidak bisa mengoptimalkan potensi sumber daya alam di sekitar. Di Gunungkidul menjadi lumbung pangan di DIY," katanya.

Untuk itu, ia berharap pelatihan dan pengembangan SDM petani, khususnya petani milenial menguatkan kembali Gunungkidul sebagai lumbung pangan di DIY.

"Pelatihan dan pengembangan SDM petani ini diharapkan melahirkan petani milenial dan tidak memandang pekerjaan petani dengan sebelah mata," katanya.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Ida Widi Arsanti menyampaikan persiapan program di 2025-2029 mengenai program YESS-SI.

YESS-SI kepanjangan dari Youth Entrepreneurship and Employment Support Services Scaling-Up Intervention Programme adalah pusat pelayanan pengembangan usaha di sektor pertanian.

"Tidak hanya petani milenial, tetapi juga anak-anak muda yang punya minat untuk bekerja di sektor pertanian," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Pangan Kabupaten Gunungkidul Rismiyadi mengatakan ada 30 peserta dari petani milenial di Kabupaten Gunungkidul yang nantinya mereka akan berperan sebagai fasilitator muda untuk mensukseskan program YESS-SI.

"Mereka garda terdepan untuk melaksanakan regenerasi petani dan menciptakan inovasi sektor pertanian untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan," katanya.

Baca juga: Petani Gunungkidul mengembangkan agrowisata petik timun

Baca juga: Mentan dorong petani Gunungkidul tanam kedelai secara masif

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023