Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berupaya memperkuat sistem peringatan dini multibencana melalui kerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI), dan mengharapkan informasi peringatan dini BMKG dapat menembus daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Jumat, mengatakan hal itu dilakukannya selain menggencarkan penyebarluasan peringatan dini melalui aplikasi Info BMKG di telepon genggam dan melalui jaringan televisi.

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini gelombang tinggi perairan Sulut

“Kami menggunakan semua kanal untuk mendiseminasikan informasi peringatan dini, tidak cuma terfokus pada satu jenis media. Dengan begitu, gap antara yang menerima dan tidak menerima informasi dapat semakin kecil, sehingga risiko bencana dapat semakin ditekan,” ujar

Dwikorita mengatakan BMKG tidak hanya dengan memperbarui teknologi yang dimiliki, peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM), namun juga membangun dan menguatkan kerja sama dengan media guna percepatan penyebaran informasi peringatan dini kepada masyarakat luas, terutama di daerah 3 T.

Dwikorita mengatakan sesuai dengan perundangan yang berlaku, dalam rantai peringatan dini secara menyeluruh dari ujung ke ujung (end to end), informasi dan peringatan dini dari BMKG akan berhenti di tingkat provinsi atau kabupaten, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kemudian BPBD yang bertanggung jawab untuk meneruskan ke warga, terutama yang berada di lokasi terdampak.

"Yang menjadi persoalan adalah informasi tersebut dapat terputus dan tidak berhasil tersambung untuk diteruskan kepada masyarakat oleh BPBD, khususnya yang berada di daerah terpencil,” kata Dwikorita dalam FGD Lemhanas - RRI di Jakarta belum lama ini..

Dwikorita mencontohkan dalam kasus gempa bumi dan tsunami, golden time atau rentang waktu singkat antara peringatan dini dan saat bencana tiba sangat sempit. Maka, jika semakin cepat informasi peringatan dini tersebut sampai, kesempatan untuk menyelamatkan diri pun semakin besar. Dengan begitu, risiko korban jiwa bisa diminimalisasi.

Lebih lanjut, Dwikorita menuturkan bahwa selain dengan RRI, BMKG juga membangun kerja sama dengan radio-radio lokal dan radio komunitas di daerah agar informasi peringatan dini BMKG bisa tersebar semakin luas. Di beberapa daerah, BMKG juga telah bekerja sama dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI).

Baca juga: BMKG: Peringatan dini yang mudah dimengerti tekan risiko bencana

Baca juga: BNPB minimalisasi dampak bencana dengan peringatan dini di Jabar


Selain untuk penyebarluasan informasi peringatan dini, kerja sama dengan media yang dilakukan BMKG juga dalam upaya meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat dan memerangi hoaks bencana yang sering muncul dan menimbulkan ketakutan.

“Saat tsunami Jepang 2011, selain TV NHK, ada 122 stasiun TV, 24 radio AM, dan 25 radio FM yang ikut menyebar luaskan peringatan dini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya informasi peringatan dini bisa segera sampai kepada masyarakat,” katanya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023