Jakarta (ANTARA) - Obat-obatan biasanya memiliki tanggal kedaluwarsa yang tercetak di kemasannya, tetapi menurut para ahli, dalam keadaan darurat, seseorang dapat meminum obat flu dan pilek yang sudah kadaluwarsa untuk meredakan gejala.

“Ada beberapa obat resep yang sebenarnya berbahaya dan bisa menjadi racun bagi tubuh manusia (setelah kadaluarsa),” kata apoteker dan profesor klinis di University of Florida College of Pharmacy Stacey Curtis, PharmD seperti disiarkan Health, Jumat waktu setempat.

Curtis mengatakan, untuk obat-obatan yang dijual bebas, secara umum, tidak akan seefektif bila masih dalam tanggal rekomendasi penggunaanya.

Ada beberapa faktor seperti usia seseorang, jenis obat, cara penyimpanannya, dan masa kadaluwarsanya yang dapat membuat penggunaan obat kadaluwarsa menjadi lebih berisiko.

Curtis menjelaskan setelah tanggal kadaluwarsanya terlewati, perusahaan obat tidak dapat menjamin obat bebas mereka benar-benar efektif dan aman. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mendorong orang untuk tidak menggunakan obat kedaluwarsa.

Baca juga: 5 tips atasi migrain tanpa obat

Namun tanggal kedaluwarsa ini tidak selalu hitam dan putih. Untuk beberapa obat, menurut Curtis, orang mungkin dapat menggunakannya selama beberapa bulan setelah habis masa berlakunya, walau obat tersebut kemungkinan besar tidak akan bekerja dengan baik.

Ini mungkin paling aman dalam kaitannya dengan tablet dan kapsul, apa pun yang mengandung bubuk kering terkompresi, menurut Ashley Garling-Nañez, PharmD, asisten profesor klinis di University of Texas at Austin College of Pharmacy.

Namun, jika orang meminum obat yang dijual bebas terlalu lama setelah tanggal kadaluwarsanya, hal itu bisa berisiko. Obat-obatan yang telah kedaluwarsa selama berbulan-bulan tidak memberikan dampak apa-apa, dan paling buruk dapat menimbulkan reaksi negatif.

Khusus untuk obat pilek dan flu yang dijual bebas, tanggal kedaluwarsa harus diikuti sesuai petunjuk.

“Apa pun yang berbentuk cair termasuk obat tetes mata, obat tetes telinga, obat semprot hidung, dan cairan batuk dan pilek yang Anda telan—tidak akan aman, terutama karena cenderung menumbuhkan bakteri,” jelasnya.

Produk yang mengandung aspirin mungkin juga tidak aman setelah tanggal kedaluwarsanya, karena obat tersebut cenderung rusak.

Selain itu, dalam menentukan apakah akan meminum obat flu dan pilek yang kedaluwarsa juga tergantung pada siapa yang membutuhkannya.

Anak-anak, orang tua, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan lain mungkin ingin menghindari semua obat-obatan yang dijual bebas yang kedaluwarsa.

Tempat penyimpanan obat merupakan faktor lain yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan apakah suatu obat aman untuk dikonsumsi. Jika obat tidak disimpan dengan benar, obat tersebut mungkin menjadi tidak efektif sebelum tanggal kedaluwarsanya.

“Sesuatu yang disimpan di dekat jendela atau terkena banyak sinar matahari, atau jika Anda menyimpannya di dalam mobil, atau bahkan di ransel atau tas yang Anda tinggalkan di bagasi, barang-barang tersebut akan lebih cepat kadaluwarsanya,” kata Garling-Nañez.

Baca juga: Beda masa kedaluwarsa dan masa pakai obat menurut pakar

Baca juga: BPOM bagi tips konsumsi obat yang aman untuk balita

Baca juga: Ahli ingatkan bahaya obat diet yang menyebabkan sering buang air

 

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023