Lokasinya masih jauh dari titik api. Tapi pengelola tempat wisata sudah diimbau untuk waspada.
Ngawi (ANTARA) - Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur meminta sejumlah pengelola tempat wisata yang ada di lereng Gunung Lawu untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga Jumat ini masih dalam penanganan.

Kepala Disparpora Ngawi Wiwien Purwaningsih mengatakan meski hasil koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menunjukkan kebakaran yang masih dalam penanganan itu, dipandang belum mengancam keberadaan destinasi wisata, namun pihak pengelola tetap harus waspada.

"Hasil koordinasi, tidak ada rekomendasi dari BPBD Ngawi untuk melakukan penutupan tempat wisata di lereng Gunung Lawu," kata Wiwien Purwaningsih, di Ngawi, Jumat.

Sesuai pendataan, ada sebanyak 11 tempat wisata alam di lereng Gunung Lawu sebelah utara yang masuk wilayah Kabupaten Ngawi. Sebanyak 11 destinasi wisata tersebut tersebar di empat kecamatan.

Di antaranya tempat wisata yang besar yakni Kebun Teh Jamus di Kecamatan Sine; Air Terjun Pengantin di Kecamatan Ngrambe; Srambang Park di Kecamatan Jogorogo; dan Argo Munung di Kecamatan Kendal.

"Lokasinya masih jauh dari titik api. Tapi pengelola tempat wisata sudah diimbau untuk waspada," kata dia pula.

Wiwien juga meminta ke pengelola tempat wisata dan wisatawan yang berkunjung untuk tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan potensi karhutla. Di antaranya, tidak membuat api unggun dan membuang puntung rokok sembarangan. Utamanya, puntung rokok yang masih menyala.

"Wisatawan yang camping diminta untuk tidak membuat api unggun. Bara api yang tertinggal bisa mengakibatkan kebakaran," katanya.

Kebakaran hutan dan lahan terjadi di lereng Gunung Lawu sejak 29 September 2023 sampai Jumat belum dapat dipadamkan. Titik api muncul di lereng Lawu sebelah utara yang masuk wilayah Jogorogo, Ngawi.

Berdasarkan data dari Perum Perhutani Divre Jatim, jumlah area terdampak karhutla di Gunung Lawu telah mencapai hampir 2 ribu hektare, atau tepatnya 1.990 hektare.

Jumlah itu meliputi wilayah Kabupaten Ngawi seluas 1.250 hektare, Kabupaten Magetan 700 hektare, dan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah 40 hektare. Diperkirakan masih dapat bertambah seiring titik api yang belum padam sempurna.

Mengingat lahan hutan yang terbakar terus meluas, tak hanya di Ngawi dan Magetan, Jawa Timur, namun juga menyebar ke Karanganyar, Jawa Tengah. Maka, BNPB, BPBD Provisi Jatim, dan BPBD Provisi Jateng membentuk Satgas Bersama Karhutla Lintas Provinsi Jatim-Jateng guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Gunung Lawu.

Upaya pemadaman dilakukan dengan cara manual jalur darat dan metode pengeboman air atau "water bombing".
Baca juga: Satgas bersama Jatim-Jateng padamkan karhutla Gunung Lawu
Baca juga: Helikopter BNPB lakukan 25 kali "water bombing" karhutla Gunung Lawu

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023