Adanya hilirisasi industri pertambangan ini dapat memperkuat struktur industri hingga memberikan nilai lebih untuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) -
BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID (Mining Industry Indonesia) sebagai induk perusahaan pertambangan milik negara berupaya mempercepat dan memaksimalkan hilirisasi komoditas pertambangan di Indonesia.
 
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan hilirisasi merupakan salah satu dari tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada MIND ID meliputi pengelolaan cadangan dan sumber daya strategis, hilirisasi, dan memiliki kepemimpinan pasar yang terwujud melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.
 
"Adanya hilirisasi industri pertambangan ini dapat memperkuat struktur industri hingga memberikan nilai lebih untuk Indonesia. Dengan adanya hilirisasi juga MIND ID mampu menyediakan lapangan pekerjaan," kata Hendi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
 
Menurut Hendi, hilirisasi adalah strategi penting dalam pengembangan industri dan ekonomi Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
 
"Dengan fokus pada hilirisasi, kami berupaya mengembangkan industri-industri turunan yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
 
Upaya hilirisasi industri pertambangan MIND ID dijalankan melalui anggota perusahaannya yang meliputi PT Antam, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum dan PT Timah.

Baca juga: MIND ID di AIPF 2023 jelaskan soal pengembangan ekosistem baterai EV

Baca juga: PT Timah raih laba senilai Rp16,2 miliar pada kuartal II-2023
 
Hendi menyebutkan sejumlah proyek MIND ID dalam memaksimalkan hilirisasi komoditas pertambangan antara lain pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
 
Pabrik peleburan alumina yang dijadwalkan beroperasi pada 2025 tersebut dibangun untuk melengkapi rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.

SGAR Mempawah memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.
 
Kemudian, PT Inalum berhasil meningkatkan kapasitas produksi aluminium melalui anak perusahaannya, Indonesia Aluminium Alloy (IAA) yang kini sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dalam mendaur ulang aluminium.
 
Selain itu, PT Antam membangun smelter feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara yang beroperasi pada akhir 2023.
 
Saat smelter feronikel Halmahera Timur sudah resmi beroperasi, maka dapat menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan PT Antam menjadi 40.500 TNi.
 
Selanjutnya, PT Timah telah membangun smelter Top Sumberge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat. TSL Ausmelt Furnace merupakan salah satu bentuk transformasi dan inovasi teknologi pengolahan timah kadar rendah.
 
Teknologi TSL Ausmelt Furnace sendiri mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar mulai dari 40 Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton timah kasar per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.
 
Berikutnya, PT Freeport Indonesia membangun Smelter Manyar sebagai upaya hilirisasi tembaga. Smelter Manyar akan menjadi pabrik pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI yang dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dengan total lahan mencapai 100 hektar.
 
Smelter Manyar ini dirancang memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun. Teranyar, progres pembangunan smelter tembaga di Gresik itu sudah mencapai 76 persen dan ditargetkan rampung tahun depan.
 
Smelter Manyar diproyeksi mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga per tahun. Selain itu, smelter itu juga akan menghasilkan 50 ton emas dan 210 ton perak per tahun.
 
Hendi menerangkan MIND ID juga mendorong hilirisasi komoditas minerba terutama aluminium dan nikel dengan mengembangkan bisnis baterai kendaraan listrik melalui PT Industri Baterai Indonesia (IBC).
 
"IBC sukses meluncurkan Battery Asset Management Services (BAMS) yang menjadi tanda pengembangan hilirisasi komoditas minerba khususnya aluminium dan nikel," ucapnya.

Baca juga: Laba Antam naik 24 persen jadi Rp1,89 triliun pada semester I 2023

Baca juga: MIND ID berkomitmen mendorong kinerja anak usaha tumbuh pesat

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023