Jakarta (ANTARA) - Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Ahmad Heryawan mengemukakan hal itu ketika berbicara sebagai pembicara kunci pada diskusi publik bertema Indonesia Emas 2045: Menghadapi Tantangan Multidimensi di Aula Rumah Kepemimpinan, Srengseng Sawah, Jakarta, Sabtu.

Aher, sapaan akrab Ahmad Heryawan, mengatakan bahwa peluang Indonesia tampil menjadi negara besar dunia pada tahun 2045 sangat terbuka apabila dapat memanfaatkan dan mengelola delapan potensi atau astagatra.

Ia menyebutkan astagatra itu terdiri atas letak geografis, kekayaan alam, jumlah penduduk produktif, ideologi, sistem politik, potensi ekonomi, struktur sosial budaya, dan sistem pertahanan keamanan. Hal ini merupakan nilai lebih yang harus dimanfaatkan secara maksimal agar cita-cita Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.

Lebih lanjut Aher mengatakan bahwa saat ini Indonesia memerlukan figur kepemimpinan nasional dan sistem pemerintahan yang dapat memaksimalkan potensi itu dalam sebuah rancangan geopolitik dan geostrategis yang solid. Dengan demikian, dapat menaikkan nilai tawar Indonesia di mata dunia.

"Kita punya semua modal untuk menjadi bangsa besar. Secara geografis, posisi Indonesia sangat strategis, kekayaan alam Indonesia sangat berlimpah, serta jumlah penduduk Indonesia sangat banyak," kata politikus PKS ini.

Dengan potensi yang luar biasa itu, Aher optimistis Indonesia mampu menjadi negara maju dalam beberapa tahun ke depan.

Diskusi politik bertema Indonesia Emas 2045: Menghadapi Tantangan Multidimensi diselenggarakan oleh Center for Indonesian Reform (CIR).

Selain Ahmad Heryawan, tampil sebagai pembicara adalah Peneliti Ahli Utama BRIN Prof. Siti Zuhro, Associate Profesor FISIP UI Sofwan Albanna, mantan Pangdam Udayana Letjen TNI Purn. M. Setya Sularso, dan Direktur LKPPI Fahmi Islam Jiwanto.

Diskusi yang berlangsung selama 2 sesi itu diikuti ratusan peserta dari kalangan aktivis mahasiswa, perwakilan pengurus organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh militer, pimpinan agama, peneliti, dan akademikus.

Baca juga: Aher: Anggaran Masjid Al Jabbar gunakan skema tahun jamak
Baca juga: Aher mengaku dikonfirmasi dua hal dalam pemeriksaan kasus Meikarta

Pewarta: Feru Lantara
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023