Saya sampaikan kalau ada produksi di salah satu daerah rendah itu bukan hanya kegagalan satu institusi saja
Jakarta (ANTARA) - Plt. Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan Kementerian Pertanian mulai membenahi berbagai aspek yang dapat mendukung peningkatan produksi dan kesejahteraan petani termasuk berkoordinasi dengan Bulog untuk menyerap produksi petani.

"Satu persatu kita akan bereskan ya kemudian Bulog juga sama teman-teman di Bulog harus melakukan penyerapan dalam negeri, tetapi kalau produksinya belum tinggi Bulog jangan masuk dulu karena itu fokus kami adalah menyiapkan CPP (Cadangan Pangan Pemerintah),” kata Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Plt. Mentan mengatakan bahwa sektor pertanian selama ini merupakan sektor strategis yang memiliki potensi besar pada peningkatan daya saing baik melalui hilirisasi maupun jumlah produksi.

Namun, saat ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat produksi dalam negeri. Di antaranya cuaca ekstrem El Nino yang berlangsung lama serta ancaman hama yang harus dikendalikan.

"Saya sampaikan kalau ada produksi di salah satu daerah rendah itu bukan hanya kegagalan satu institusi saja, tetapi juga bisa karena climate change, bisa karena air, bisa karena hama dan gangguan lainnya," ujarnya.

Kendati demikian, Arief mengatakan koordinasi dengan para pihak akan dilakukan secara masif di seluruh Indonesia. Termasuk dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan dan Kementerian PUPR.

"Kita akan koordinasi dengan Bulog, Kementerian Perdagangan agar tali koordinasinya itu bisa lebih dipersingkat untuk kita sama-sama mengelola termasuk diantaranya tadi ketersediaan produksi dan juga harga beras yang ini masih terus meningkat," tuturnya.

Adapun sebelumnya Arief baru saja mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan panen raya di Sukamandi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Di sana Presiden memastikan harga gabah di tingkat petani saat ini dalam kondisi bagus, dimana rata-rata harga jual mereka berkisar Rp 7.000 per kilogram. Meski demikian, kata Presiden, pemerintah akan berupaya memberikan harga wajar bagi masyarakat selaku konsumen.

"Petaninya senang harga gabahnya ada yang Rp73, 74, 75 ada 76 gimana itu 76 petaninya senang. Kalau petaninya senang ini yang tidak senang pembelinya dan itu harus kita atasi melalui penyerapan dan memperbanyak pasokan pasar," jelas Presiden Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi: Perbanyak pasokan ke pasar agar harga beras turun
Baca juga: Presiden Jokowi: Panen raya di Jabar tambah cadangan beras nasional


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023