Termasuk mengenai rencana atau rekomendasi WHO untuk memberikan vaksin demam berdarah, khususnya untuk anak-anak
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengantisipasi meluasnya penyebaran penyakit demam berdarah ke berbagai wilayah di Indonesia.

"Dengan mengingatkan kepada seluruh fasilitas kesehatan (faskes), utamanya Dinas Kesehatan, untuk mewaspadai dan bersiaga penuh dalam menghadapi kasus demam berdarah," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Apalagi, lanjut dia, kasus demam berdarah seperti puncak gunung es karena sebagian besar orang yang terkena demam berdarah tidak memiliki gejala sehingga menyebabkan banyak kasus diduga tak tercatat.

Bamsoet menyebut Kemenkes juga perlu memantau dan memperbarui perkembangan kasus-kasus penyakit demam berdarah kepada World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia.

"Termasuk mengenai rencana atau rekomendasi WHO untuk memberikan vaksin demam berdarah, khususnya untuk anak-anak," ucapnya.

Kemenkes, tambah dia, juga perlu menyusun perencanaan dalam mencegah meluasnya penyakit demam berdarah bersama dengan pemerintah daerah (pemda), di antaranya penguatan sistem rumah sakit untuk menangani penyakit demam berdarah dan inovasi ilmiah. Misalnya, perencanaan perkotaan untuk menghindari daerah genangan berair.

Baca juga: Kemenkes targetkan kasus DBD turun dan nol kematian pada 2030

Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah masif sosialisasikan bahaya DBD


Oleh karena itu, dia mendukung Kemenkes menyiapkan dan memastikan anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam sektor kesehatan masyarakat untuk kemudian menggunakannya secara tepat, khususnya untuk penyakit demam berdarah dan memaksimalkan upaya dalam mengendalikan populasi nyamuk.

Dia menambahkan bahwa pemerintah pusat dan pemda perlu pula menggerakkan program pemeriksaan jentik nyamuk melalui Juru Pemantau Jentik Nyamuk (Jumantik) dengan mengimbau dan mendatangi masyarakat agar membersihkan lingkungan.

"Serta menggencarkan gerakan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti yang membawa virus demam berdarah pada manusia atau 3M," tuturnya.

Terakhir, dia meminta pemerintah pusat dan pemda melalui Jumantik melakukan penaburan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

Kemudian, mengimbau masyarakat menggunakan kelambu saat tidur utamanya di daerah-daerah rawan terkena demam berdarah, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, dan menggunakan anti nyamuk semprot maupun oles apabila diperlukan.

Baca juga: Kemkes kaji vaksin DBD untuk jadi program vaksinasi nasional

Sebelumnya, Rabu (27/9), Kementerian Kesehatan telah mengantisipasi peningkatan risiko penularan demam berdarah dengue atau DBD serta penyakit-penyakit yang menular dengan perantaraan vektor.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan bahwa fenomena El Nino telah mempengaruhi perkembangbiakan serangga yang menjadi perantara penularan penyakit.

"Dari 10 tahun terakhir, kami melihat pengaruh El Nino bukan hanya pada penyakit DBD, tapi (pada) hampir semua jenis penyakit tropik berkorelasi sangat tinggi," katanya pada acara peluncuran kampanye pencegahan DBD.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023