Padang (ANTARA) - Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan audiensi untuk memetakan permasalahan stunting di enam daerah yang memiliki prevalensi tertinggi untuk dicarikan solusi melalui mekanisme kerja sama daerah.

Kepala Bagian Kerja Sama Biro Pemerintahan dan Otda Provinsi Sumbar Zaki Fahminanda di Padang, Selasa, menyebutkan enam daerah itu, yakni Pasaman Barat, Pasaman, Solok Selatan, Sijunjung, Pesisir Selatan, dan Mentawai.

"Tiga daerah sudah kita kunjungi untuk pemetaan permasalahan stunting itu yaitu Pasaman, Solok Selatan, dan Sijunjung. Tiga daerah lagi menyusul," ujarnya.

Baca juga: BKKBN minta kepala desa di Sumbar petakan anak stunting

Ia mengatakan stunting merupakan salah satu masalah serius dalam bidang kesehatan masyarakat yang berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Angka prevalensi stunting di Sumbar pada tahun 2022 berada pada angka 25,2 persen meningkat dari sebelumnya sebesar 23,3 persen. Secara umum masih di atas rata-rata nasional sebesar 21,6 persen.

Menurut Zaki, sebelumnya TKKSD Provinsi Sumbar telah berkoordinasi dengan TPPS (Tim Penanganan Penurunan Stunting) Provinsi Sumbar untuk pemetaan masalah stunting.

Baca juga: BKKBN minta Sumbar optimalkan dana pusat untuk penanganan stunting

Dari koordinasi tersebut didapatkan beberapa kondisi permasalahan stunting yang ada di Sumbar seperti gizi yang tidak memadai, penyakit dan infeksi, praktik pemberian makan yang buruk, pemberian makan yang tidak tepat seperti tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, kondisi sosio-ekonomi rendah, kualitas air dan sanitasi yang buruk.

"Untuk itu, kami bersama-sama dengan TPPS Provinsi Sumbar dan kabupaten/kota akan merumuskan strategi menyelesaikan permasalahan stunting melalui mekanisme kerja sama seperti kolaborasi antara pemerintah dan BUMN, BUMD, swasta, dan tentu saja media," ujarnya.

Secara pentaheliks, kata dia, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait dapat bekerja sama dalam menyediakan akses yang lebih baik terhadap makanan bergizi, suplemen, dan produk-produk kesehatan serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan stunting.

Baca juga: Gubernur Sumbar ajak perusahaan ikut entaskan stunting lewat CSR

"Nantinya kita juga akan merancang kolaborasi dengan civitas akademika untuk melakukan bimbingan dan pendampingan kepada kader-kader dan masyarakat. Kampanye pendidikan dan kesadaran masyarakat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang gizi yang baik dan praktik pemberian makan yang sehat pada bayi," katanya.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023