Jakarta (ANTARA) - Survei and Polling Indonesia (SPIN) menemukan lima alasan bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto mengungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam survei terkini periode 29 September-7 Oktober 2023.

"Hasil analisis SPIN menemukan ada empat faktor yang menyebabkan elektabilitas Prabowo naik dan tetap unggul di tangga elektabilitas," kata Direktur SPIN Igor Dirgantara dalam pemaparan survei secara daring di Jakarta, Kamis.

Igor menyebutkan faktor pertama ialah adanya peran Presiden Joko Widodo yang cukup intens memberikan sinyal tentang dukungannya kepada Prabowo Subianto. Ditambah lagi, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mendukung Prabowo sebagai bakal capres untuk Pemilu 2024.

"Adanya Jokowi effect dan SBY effect terhadap Prabowo sebagai bakal capres Pemilu 2024 dan terbentuknya Koalisi Indonesia Maju, masyarakat menilai bahwa Prabowo secara riil di-endorse oleh dua presiden Indonesia yang berkuasa selama dua periode," tambahnya.

Baca juga: Gerindra tak mau berpuas diri dengan hasil survei Prabowo

Faktor kedua, lanjut dia, adalah sikap bakal capres Ganjar Pranowo yang cenderung blunder dalam menanggapi beberapa hal, yang paling santer adalah soal penolakan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena rencana keterlibatan timnas Israel.

"Blunder yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo sendiri, seperti gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, ditambah lagi publik menilai Ganjar tidak berdaulat. Berbeda dengan Prabowo yang lebih berdaulat sebagai ketua umum partai (Gerindra), ketimbang Ganjar sebagai petugas partai dari PDI Perjuangan," jelas Igor.

Faktor ketiga, menurut Igor, adalah soal program lumbung pangan nasional atau food estate​​​​​​​, di mana proyek strategis nasional itu sebenarnya adalah program Presiden Joko Widodo yang dijalankan Prabowo selaku menteri pertahanan.

Baca juga: Survei: Elektabilitas Prabowo menurun jika dipasangkan dengan Gibran

Sementara itu, katanya, PDI Perjuangan sebagai partai pendukung Jokowi justru melakukan serangan politik terhadap proyek tersebut. Artinya, tambahnya, banyak publik menilai bahwa PDI Perjuangan sebenarnya sedang melakukan serangan politik ke Jokowi, bukan secara langsung ke Prabowo.

"Blunder yang dilakukan oleh PDI Perjuangan sendiri, seperti kritikan kerasnya terhadap proyek food estate dari menhan, padahal Presiden Jokowi tegas mengatakan tidak ada visi dan misi menteri, yang ada adalah visi presiden," katanya.

Lalu, faktor keempat, menurut Igor, adalah narasi negatif Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) yang menyebut bahwa untuk menjadi seorang presiden, bakal capres harus memiliki istri.

Secara legal formal, katanya, tentu tidak ada aturan yang memberikan syarat bagi seorang bakal capres maupun bakal cawapres untuk harus memiliki istri. Sehingga, apa narasi dari Partai Hanura, yang merupakan partai koalisi PDI Perjuangan, justru membuat banyak publik antipati terhadap Ganjar.

Faktanya, jelas Igor, banyak presiden di berbagai negara yang berstatus tanpa pasangan, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, mantan presiden Korea Selatan Park Gen Hye, mantan perdana menteri Belanda Mark Rutte, dan mantan presiden Filipina Benigno Aquino III.

Baca juga: Poltracking: Elektabilitas Prabowo di Jatim naik

Hasil survei terbaru SPIN tersebut menunjukkan bahwa Prabowo Subianto masih konsisten berada di puncak tangga elektabilitas dibandingkan 13 tokoh nasional yang dimunculkan dalam kuesioner.

"Prabowo masih memuncaki elektabilitas bakal calon presiden dengan 34,6 persen. Keterpilihan terbesar kedua dan ketiga masih ditempati Ganjar dan Anies, dengan persentase masing-masing 24,8 persen dan 18,5 persen" kata Igor.

Lalu, dalam kuesioner dengan tiga nama, Prabowo tetap unggul di 39,9 persen, diikuti Ganjar Pranowo 31,1 persen dan Anies Baswedan 21,7 persen; dengan 7,3 persen belum menentukan pilihan.

SPIN melakukan survei tersebut dengan menggunakan 1.230 sampel responden berusia 17 tahun ke atas atau telah memiliki KTP di 34 provinsi, dengan margin of error​​​​​​​ kurang lebih 2,8 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.

Teknik sebaran sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dan teknik pengumpulan data lapangan menggunakan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner.

Baca juga: Survei SPIN: Prabowo unggul "head-to-head" dengan Ganjar dan Anies

Pewarta: Fauzi
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023