Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore terdepresiasi sebesar 69 poin ke posisi Rp9.867 menyusul aksi pemodal asing yang mengurangi aset obligasi berdenominasi rupiah.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak ke posisi Rp9.867 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.798 per dolar AS.

Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa, mengatakan penguatan nilai tukar dolar AS membuat pemodal asing mengurangi posisi pada instrumen obligasi berdenominasi rupiah.

"Pelemahan rupiah juga sedikit banyak terpengaruh oleh neraca pembayaran defisit Indonesia," kata dia.

Tidak hanya itu, lanjut dia, investor asing juga memangkas kepemilikan sahamnya di pasar modal domestik untuk menghindari kerugian dari penurunan kurs.

"Namun, kemungkinan Bank Indonesia akan masuk ke pasar uang apabila rupiah terus melemah," kata dia.

Ia mengatakan pelemahan kurs rupiah juga dipicu oleh munculnya kabar rencana AS untuk menghentikan program pembelian obligasi (quantitative easing/QE).

"Munculnya isu tersebut memberikan sentimen yang positif untuk dolar AS," ujarnya.

Ia menambahkan tergerusnya kurs rupiah Selasa ini juga masih dipengaruhi oleh tekanan inflasi dalam negeri akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp9.792 dibanding posisi sebelumnya Rp9.810 per dolar AS.  (ZMF/A039)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013