Beijing (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) China pada Kamis (12/10) mengatakan bahwa negara itu akan mengkaji kelayakan untuk lebih lanjut menghapus atau melonggarkan pembatasan kepemilikan asing untuk menarik lebih banyak investor global.

Juru bicara (jubir) Kemendag China He Yadong dalam konferensi pers mengatakan negaranya akan berupaya untuk meningkatkan lingkungan bisnisnya dan melayani perusahaan-perusahaan luar negeri dengan lebih baik, sambil terus memangkas daftar negatifnya untuk investasi asing.

Yadong mengatakan China telah merevisi daftar negatifnya untuk investasi asing selama lima tahun secara berturut-turut, dengan sejumlah hambatan bagi kepemilikan asing dipangkas di berbagai sektor, termasuk pembibitan, otomotif, manufaktur kapal dan pesawat terbang, sekuritas, perbankan, dan asuransi.

Menurut sebuah laporan dari Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara China yang dirilis pada bulan lalu, negara tersebut telah mempertahankan posisinya sebagai penerima investasi asing terbesar kedua di dunia sejak 2017 dan tetap menjadi salah satu tujuan investasi yang paling menarik secara global.

Pada 2022, penggunaan aktual investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) China mencapai 189,1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.702), menandai peningkatan 8 persen secara tahunan (year on year) pada basis yang sebanding. Pangsa FDI global negara tersebut melonjak dari 8,2 persen pada 2012 menjadi 14,6 persen pada 2022.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023