Lahan gambut yang terbakar agak sulit dipadamkan, karena gambut di bagian dalam yang kering juga ikut terbakar dan bisa menjalar ke lahan lainnya
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah menangani 713,23 hektare lahan gambut yang terbakar di sejumlah daerah setempat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya Heri Fauzi di Palangka Raya Jumat mengatakan, kebakaran yang terjadi di lahan gambut tersebut sebanyak 522 kali selama Januari sampai pertengahan Oktober 2023.

"Kejadian tersebut di empat kecamatan yakni untuk Kecamatan Jekan Raya 268 kejadian, Pahandut 76 kejadian, Sebangau 172 kejadian, Bukit Batu enam kejadian dan Rakumpit tidak ada kejadian dengan total 522 kejadian selama ini," kata Heri Fauzi.

Dia menjelaskan, akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu, Kota Palangka Raya diselimuti kabut asap. 

Bahkan pihaknya terus berupaya untuk melakukan pemadaman, meskipun titik kebakaran sampai saat ini terus bermunculan di sejumlah tempat. Dengan menggunakan peralatan yang sudah tersedia, tim gabungan sangat berperan memadamkan kobaran api yang melalap lahan gambut tersebut.

"Lahan gambut yang terbakar agak sulit dipadamkan, karena gambut di bagian dalam yang kering juga ikut terbakar dan bisa menjalar ke lahan lainnya kalau tidak benar-benar mati api yang ada di dalam gambut tersebut," katanya.

Terkait kabar personel di lapangan yang memadamkan kebakaran lahan gambut tidak bisa bekerja karena tidak ada bahan bakar kendaraan operasionalnya, Heri Fauzi menegaskan, terkait hal itu masih bisa diatasi.

Bahkan para personel juga sudah melaksanakan pemadaman terkait kebakaran lahan gambut yang terjadi di sejumlah titik di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah.

"Jadi personel tetap bisa berjalan sebagaimana biasa dalam melakukan penanganan karhutla di wilayah Kota Palangka Raya," kata Heri Fauzi.

Dari hasil pantauan di lapangan, saat ini kabut asap tipis masih terlihat menyelimuti udara Kota Palangka Raya. Hanya jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya, udara setempat masuk dalam kategori membahayakan.

Kemudian anak-anak sekolah sempat diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap yang pekat tersebut menyelimuti udara daerah setempat.

Pewarta: Adi Wibowo
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023