Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam
Jakarta (ANTARA) - Hipertensi atau dikenal juga dengan istilah tekanan darah tinggi termasuk kondisi medis yang umum dijumpai di masyarakat tetapi sering kali tidak disadari pengidapnya.

Hipertensi adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri tubuh meningkat secara persisten. Sementara itu, tekanan darah merupakan kekuatan yang diberikan oleh darah saat mengalir melalui arteri.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dr Wirawan Hambali, Sp. P. D., FINASIM yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah, hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena umumnya tidak menimbulkan gejala yang jelas pada penderitanya.

Tetapi penyakit ini berisiko menyebabkan masalah serius pada pembuluh darah dan organ penting tubuh, seperti jantung, otak, mata, ginjal, dan organ tubuh lainnya jika tidak ditangani dalam jangka panjang.

Berdasarkan panduan American College of Cardiology atau American Heart Association tahun 2017, hipertensi dapat didiagnosis apabila tekanan darah menetap tinggi lebih dari satu kali pengukuran, yaitu jika menetap lebih dari 130/80 mmHg.

Adapun, pengukuran tekanan darah harus mengikuti kaidah yakni tidak sambil berbicara, kandung kemih kosong, menggunakan ukuran manset yang tepat, telapak tangan tidak mengepal, lengan sejajar dengan jantung.

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan baik dalam posisi duduk, maupun berbaring, selama lengan yang diukur berada dalam posisi sejajar dengan jantung, tungkai atau kaki tidak menyilang, tubuh dan kaki dalam topangan yang cukup.

Baca juga: Ahli gizi bagikan kiat konsumsi daging kurban bagi pengidap kolesterol

Prevalensi hipertensi di dunia dan Indonesia

Hipertensi adalah masalah kesehatan global yang umum dijumpai. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 sebanyak lebih dari 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi. Prevalensi ini cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia dan gaya hidup yang tidak sehat.

Di Indonesia, hipertensi juga menjadi masalah serius. Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari Kementerian Kesehatan pada 2018, terdapat sekitar 34,1 persen penduduk dewasa Indonesia menderita hipertensi.

Angka ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga populasi Indonesia berpotensi terkena risiko komplikasi serius akibat hipertensi jika tidak diatasi dengan baik.

"Permasalahan juga muncul bahwa dari sebagian besar masyarakat yang terkena hipertensi tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini," tulis Wirawan.

Sementara, sambung dia, sebagian besar pengidap hipertensi tidak menjalani pengobatan, serta dari sebagian yang menjalani pengobatan tidak mencapai target tekanan darah yang diharapkan.

Kemudian, berbicara mengenai faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi, ini meliputi usia. Wirawan berpendapat risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.

Baca juga: Banyak serang usia kerja, PERKI: penting deteksi dini gagal jantung

Baca juga: Waspadai enam penyebab risiko serangan jantung di usia muda

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023