Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Andry Prasmuko mengatakan Sulut mampu melampaui kinerja ekonomi nasional hingga tahun 2023 ini.

"Pada triwulan II 2023, perekonomian Sulut terus tumbuh dan mencapai 6,28 persen (yoy) atau menguat dari triwulan I 2023 yang tumbuh 5,26 persen (yoy)," kata Andry, di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan dengan capaian tersebut, kinerja perekonomian Sulut mampu melampaui kinerja perekonomian nasional sebesar 5,17 persen (yoy).

Di tingkat nasional, Provinsi Sulut tercatat sebagai daerah dengan pertumbuhan tertinggi ke-4 pada triwulan II 2023.

Hal ini didukung oleh peningkatan pada lapangan usaha (LU) Transportasi dan LU Industri Pengolahan. Di sisi lain perlambatan pada LU Konstruksi, LU Pertanian, dan LU Perdagangan menahan kinerja perekonomian Sulut.

Beberapa faktor pendorong kinerja perekonomian Sulut pada triwulan II 2023 yaitu peningkatan kinerja LU Transportasi dan LU Industri Pengolahan.

Pertumbuhan pada LU Transportasi mendorong pertumbuhan perekonomian Sulut melalui. Hal ini tercermin dari meningkatnya peningkatan trafik penumpang Angkutan Udara di Sulut.
Trafik penumpang, didorong momentum cuti bersama di tengah peningkatan MICE pemerintah dan swasta.

Selanjutnya, LU Industri Pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada triwulan laporan, yakni sebesar 1,15 persen (yoy), seiring dengan peningkatan kinerja Industri pengolahan minyak nabati, di tengah tren penurunan/meskipun terjadi normalisasi harga CNO.

Di sisi lain terdapat beberapa faktor yang turut menahan laju pertumbuhan ekonomi Sulut yaitu, kinerja Konsumsi RT dan investasi.

Kinerja konsumsi RT, katanya, mengalami perlambatan pada triwulan II 2023 seiring dengan penurunan kinerja penjualan riil, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Penurunan ditengarai masih sebagai merupakan dampak turunan/second round effect dari menurunnya daya beli masyarakat terhadap komoditas primer pasca penyesuaian harga BBM pada di September 2022.

Sejalan dengan konsumsi RT, kinerja Investasi juga mengalami perlambatan pada triwulan II 2023 seiring dengan telah selesainya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) di Sulut. Hal ini tercermin dari penurunan investasi bangunan dan realisasi pengadaan semen.

Diketahui, Provinsi Sulut pada tahun 2022 secara spesifik, Sulut tumbuh 5,42 persen (yoy), dan menjadi salah satu dari 9 provinsi yang pertumbuhannya lebih tinggi dari capaian nasional yang tumbuh 5,31 persen (yoy).

Untuk tahun 2022, pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulampua, diikuti Kalimantan, Jawa, Balinusra, dan Sumatera.


Baca juga: BI memperkirakan ekonomi Sulut akan tumbuh lebih kuat

Baca juga: BEI: Perusahaan daerah go public topang ekonomi Sulut

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023