Jakarta (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memiliki sekitar 10.000 pegawai yang tersebar pada 127 kantor cabang dan 388 kantor kabupaten/kota di seluruh Indonesia, yang pengelolaannya tidak hanya menggunakan teknologi tinggi tapi juga hi-touch dengan sentuhan manusia.
 
"Kami perhatikan engagement paling besar itu adalah level informality yang dibuat tinggi ketika leaders mau sampai ke bawah dengan level informal. Pendekatan personal touch itu lebih besar pengaruhnya," kata Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan Andi Afdal Abdullah pada seminar bertajuk kolaborasi nasional menuju Indonesia kompeten 2030 di Jakarta, Sabtu.
 
"Kami rasakan pendekatan struktural sangat sulit untuk kami pertahankan sekarang. Jadi kami menyebutnya hi-tech tapi juga hi-touch, banyak bermain di level informal dengan karyawan-karyawan," imbuhnya.

Baca juga: BPJS Kesehatan siapkan tempat Isoman khusus bagi pegawai dan TAD
 
Dari total 10 ribu pegawai tersebut, lanjutnya, sebanyak 83 persen pegawai BPJS Kesehatan adalah generasi milenial dan generasi Z yang akrab dengan teknologi.
 
Ketika para generasi muda itu masuk untuk bekerja di BPJS Kesehatan, kata dia, perseroan menyiapkan tempat mereka bekerja yang terbaik dan tenang.
 
"Bekerja di BPJS itu fun and meaningful. Mereka selalu senang dan mereka mengabdi untuk rakyat seluruh Indonesia," ujar Andi.
 
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa BPJS mengelola sumber daya pegawai dengan tiga aspek yaitu diversity, equity, dan inklusivitas.
 
Setiap orang dari berbagai daerah bisa bekerja di BPJS Kesehatan, kata dia, mendapatkan kompetensi yang seusai, dan bergabung masuk dalam komunitas.

Baca juga: BPJS Kesehatan jamin layanan kesehatan 4,4 juta anggota Korpri 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023