Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Dosen yang juga Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Universitas Jember (Unej) Prof. Bambang Kuswandi dinobatkan sebagai peneliti dengan publikasi dan sitasi terbanyak di Indonesia tahun 2022 yang diberikan oleh Stanford University Amerika Serikat bersama Elsevier BV dari Belanda.

"Seorang dosen harus punya passion untuk meneliti sebab dengan modal keinginan besar meneliti maka semua hambatan bisa diatasi," kata Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Sabtu.

Pada tahun 2022, Bambang Kuswandi menghasilkan delapan karya tulis ilmiah yang diterbitkan jurnal ilmiah terindeks Scopus dan 864 sitasi atau dirujuk oleh peneliti lain, belum termasuk tiga buah buku yang menampung tulisannya.

Semenjak berkarier sebagai dosen di Unej tahun 1994, guru besar di Fakultas Farmasi yang fokus pada sensor dan bio sensor itu total telah menghasilkan 128 publikasi ilmiah dan puluhan buku. Tercatat ada 5.025 peneliti lainnya dari seluruh dunia yang menggunakan penelitiannya sebagai rujukan.

Menjadikannya Bambang masuk dalam jajaran Tops 2 Percent Scientist Worldwide versi Standford University. Di pentas nasional, Prof. Bambang Kuswandi duduk di peringkat keenam peneliti terkemuka di Indonesia versi Stanford University.

"Kemudian menentukan fokus riset yang akan didalami. Sejak awal saya meneliti sudah fokus pada bidang sensor dan bio sensor. Kemudian yang tidak kalah penting yakni disiplin, termasuk disiplin membuat tulisan ilmiah dan mengirimkannya ke jurnal bereputasi sesuai kaidah dalam meneliti," tuturnya.

Baca juga: Peneliti UI masuk top dua persen Scientist Worldwide 2023

Ia mengatakan sudah menjadi kewajiban dosen di Indonesia melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Semua harus mengajar, namun pada satu titik harus memilih akan fokus pada penelitian atau pengabdian kepada masyarakat.

"Kebetulan saya memilih lebih fokus pada penelitian mengingat latar belakang keilmuan saya yang lebih banyak berkutat di laboratorium," ucap peneliti Unej asal Kabupaten Sumenep, Madura itu.

Lulusan S2 dan S3 dari University of Manchester Intitute of Science and Technology (UMIST) Inggris itu menjelaskan beberapa hasil penelitiannya. Salah satu yang sudah dikembangkannya adalah smart packaging untuk bahan makanan.

Bambang membuat sensor berupa stiker yang diletakkan di bungkus buah sehingga konsumen bisa tahu apakah buah tadi masih segar atau sudah kedaluwarsa hanya dengan melihat warna stiker tadi.

"Sensor tersebut juga bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan, misalnya mengetahui kadar asam urat atau kolesterol pasien tanpa harus melukai tubuh atau bahasa kerennya secara non-invasif. Sebab sensor tadi bisa berupa koyo atau dibikin mirip tes kehamilan," katanya.

Sementara Rektor Unej Iwan Taruna mengapresiasi koleganya karena di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Rektor IV masih fokus meneliti dan prestasinya Prof Bambang Kuswandi otomatis mengangkat nama Unej juga. Semoga prestasi itu akan diikuti peneliti lainnya terutama para profesor muda,

"Kami terus mendorong para dosen meningkatkan kualitas dan kuantitas riset, di antaranya dengan mengalokasikan anggaran hibah riset internal sebesar 3 persen dari anggaran PNBP Unej, ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa dukungan bagi dosen mendapatkan pendanaan riset dari dalam dan luar negeri hingga hibah riset guru besar yang jumlahnya bisa mencapai Rp75 juta.

Baca juga: Tiga dosen Unja jadi peneliti di University College London
Baca juga: Peneliti Unair temukan formula pembuatan kornea mata artificial

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023