Pekalongan (ANTARA News) - Sedikitnya sepuluh rumah warga dan sebuah masjid di Desa Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Senin malam (10/7) dirusak massa menyusul adanya kemarahan puluhan orang beratribut Front Pembela Islam (FPI) menggerebek tempat perjudian. Berdasarkan informasi di lokasi kejadian, Selasa, menyebutkan, peristiwa kerusuhan tersebut berawal dari kemarahan massa akibat adanya puluhan orang beratribut Front Pembela Islam (FPI) Pekalongan yang membubarkan warga Desa Rowoyoso yang sedang bermain judi remi pada Minggu malam (9/7). Akibat penggrebekan itu satu orang warga setempat yakni Jumadi (56) harus dilarikan ke RS karena mengalami luka-luka. Selang dua jam kemudian ratusan massa yang tidak terima atas sikap FPI berusaha mengeruduk rumah Ustad Hadi (35) yang letaknya bersebelahan dengan masjid. Ratusan massa yang marah ini, akhirnya melakukan aksi anarkhis dengan memecahi kaca-kaca jendela dan perabotan milik ustad Hadi dengan batu. Dalam aksi inipun Masjid Al Mukminin yang berada di sebelah samping rumah Ustad Hadi juga mengalami nasib serupa. Namun, kerusakannya tidak terlalu parah. Setelah itu massa bergerak merusak rumah-rumah yang lain, yang diduga ikut terlibat dalam penggrebekan judi, yakni rumah Taryuli, Sodikin, Ramelan dan lain-lainya. Merasa tidak puas, ratusan massa pada Senin malam (10/7) kembali melakukan aksi serupa, padahal siang harinya sudah diadakan pertemuan di balai desa yang juga dihadiri Kapolres Pekalongan AKBP Drs Harry Nartanto dan anggota polisi berjaga-jaga di desa tersebut. Saat itu disepakati untuk tidak memperpanjang persoalan dan dianggap selesai, tetapi warga yang tidak terima dengan adanya aksi penggerebekan tersebut melakukan aksi serupa lagi dengan merusak rumah Fauzan dan warung yang ada di sebelahnya. Ustad Hadi saat ditemui wartawan mengaku tidak tahu mengapa rumahnya dirusak. "Memang ada anggota Jamaah muslimin yang ikut FPI menggrebek tempat judi itu, tapi saya tidak terlibat juga jamaah saya," katanya. Ia berharap aparat kepolisian bertindak tegas terhadap pelaku perjudian dan penganiayaan yang mengakibatkan seorang warga masuk RS serta pelaku perusakan rumah dan masjid. "Saya sangat mengharapkan polisi bertindak tegas dengan mengusut juga pelaku perusakan rumah," tandasnya. Hadi juga menambahkan jamaah muslimin yang dipimpinya tidak ada hubungannya dengan FPI. "Memang ada anggota jemaah yang juga anggota FPI, tapi secara kelembagaan jemaah muslimin tidak terlibat sama sekali dengan penggrebekan judi itu," katanya menandaskan. Berdasarkan pantauan, situasi desa yang letaknya tak jauh dari jalan Pantura itu masih tegang dan warga masih terlihat curiga dengan kedatangan orang tak dikenal. Polisi berpakaian dinas juga tampak berjaga di sekitar masjid itu dan di tempat kejadian perkara (TKP) Sementara itu Kapolres Pekalongan, AKBP Drs Harry Nartanto mengaku serius mensikapi kasus yang terjadi di Desa Rowoyoso Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan itu. "Saat ini kami sudah memeriksa 27 orang yang diduga punya kaitan dengan masalah tersebut," tegasnya. Bahkan, tandasnya, pihaknya telah menetapkan salah satu dari aksi keributan itu sebagai tersangka. Ia membenarkan awal dari masalah tersebut adalah penggrebekan oleh sekelompok orang yang sebagian adalah anggota FPI. "Setelah diperiksa ternyata orang yang diduga berjudi itu mengaku sedang iseng sambil menunggu saat digelarnya siaran langsung final piala dunia," tegasnya. Kapolres mengaku tidak menemukan bukti-bukti yang mengarah bahwa mereka sedang berjudi tetapi kasus ini masih akan terus dikembangkan. Guna menjaga situasi di desa tersebut saat ini telah ditugaskan dua satuan setingkat peleton (SST) untuk mengamankan lokasi. "Kami berharap warga mempercayakan penanganan kasus ini kepada polisi dan menjaga iklim kondusif," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006