Jurnalis bukanlah profesi seperti pegawai pemerintah, atau businessman, menjadi jurnalis berarti harus punya passion dan kecintaan yang dalam terhadap profesi itu karena kalau tidak, nggak akan menemukan apa-apa. Kebanyakan jurnalis tidak hidup kaya
Jakarta (ANTARA News) - Jurnalis merupakan salah satu pekerjaan yang berbahaya, kata Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Eko Maryadi dalam acara Nonton Bareng film "A Mighty Heart" bersama Kedutaan Besar Amerika Serikat, Rabu lalu (29/5). 

Tidak jarang, ancaman yang mengorbankan nyawa dialami para jurnalis yang sedang bertugas, apalagi bila ditempatkan di daerah konflik. Salah satunya terjadi pada jurnalis Wall Street Journal, Kepala Biro Asia Selatan bernama Daniel Pearl yang bertugas ke Pakistan sebagai bagian investigasi antara Richard Reid "bom sepatu" dan Al-Qaeda.

Saat dalam perjalanan mewawancara Sheikh Mubarak Ali Gilani di Karachi, Pakistan, Pearl diculik oleh grup militan. Istrinya yang sedang hamil Mariane Pearl, bersama kolega sesama jurnalis Wall Street Journal yang bekerja di Pakistan, Asra Nomani bersama-sama mencari keberadaan Daniel dibantu para pihak berwenang dari Pakistan dan Amerika Serikat. 

Beragam proses negosiasi dilakukan, pihak penculik meminta Amerika Serikat untuk membebaskan semua tahanan Pakistan yang dianggap teroris. Mereka juga mengirimkan foto Daniel yang diborgol dengan pistol diarahkan di kepalanya sebagai ancaman.
 
Setelah sembilan hari diculik, Pearl dipenggal. Proses itu direkam oleh penculik dalam sebuah video. Beberapa bulan kemudian, bagian-bagian tubuhnya yang dimutilasi ditemukan di wilayah Gadap, 48 km sebelah utara dari Karachi. 

Kisah Daniel Pearl diabadikan oleh sang istri, Mariane, dalam memoir A Mighty Heart. Buku tersebut diadaptasi dalam film "A Mighty Heart" yang dirilis pada 2007 dan dibintangi Dan Futterman (Daniel Pearl), Angelina Jolie (Mariane Pearl), Will Patton (Randall Bennett), dan Archie Panjabi (Asra Nomani).
 
Nuansa warna yang suram mewarnai film yang mengisahkan kehidupan Daniel Pearl yang berakhir tragis.

Tentunya, ada risiko di setiap pekerjaan. Bagi jurnalis yang bekerja di daerah konflik, ancaman kekerasan selalu menghantui, apalagi bila negara tersebut belum menjunjung tinggi kebebasan pers, termasuk di Pakistan. 

Eko Maryadi mengomentari kejadian yang dialami Daniel Pearl yang dibunuh saat bertugas. Dia mengatakan, wartawan harus punya prinsip sehingga dimanapun dia bertugas, kewajibannya akan dilaksanakan.

"Kalau tidak ada prinsip, mungkin Daniel akan menghindari tugas yang berbahaya," kata dia.

Dia menilai, butuh gairah dan panggilan hati untuk menjadi seorang jurnalis. 

"Jurnalis bukanlah profesi seperti pegawai pemerintah, atau businessman, menjadi jurnalis berarti harus punya passion dan kecintaan yang dalam terhadap profesi itu karena kalau tidak, nggak akan menemukan apa-apa. Kebanyakan jurnalis tidak hidup kaya raya," imbuh Eko.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013