Ini kita pemerintahan fungsi layanan, ini dibuat dalam jumlah banyak, bibitnya dapat diberikan secara gratis ke peternak
Makassar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin, mendorong inseminasi buatan untuk meningkatkan populasi ternak di daerah itu.

Bahtiar, mengatakan daerah Pucak, Kabupaten Maros, merupakan kawasan pengembangan yang bagus, jauh dari pemukiman penduduk. Dengan laboratorium yang dimiliki, telah dapat mengembangkan pembibitan hewan ternak dalam jumlah banyak dengan metode inseminasi buatan.

"Ini kita pemerintahan fungsi layanan, ini dibuat dalam jumlah banyak, bibitnya dapat diberikan secara gratis ke peternak," ujarnya saat kunjungan kerja ke Pucak, Kabupaten Maros, Minggu.

Baca juga: Pemprov Aceh mengusulkan SNI untuk kerbau Simeulue dan kerbau Gayo

Pj Gubernur mengunjungi UPT Pelayanan Inseminasi Buatan dan Produksi Semen (PIBPS) dan UPT Pembibitan Ternak dan Hujan Pakan Ternak, yang dimiliki oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, sekaligus berkunjung ke Kebun Raya Pucak.

Dirinya mendukung sektor peternakan yang merupakan suatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sulsel, selain pertanian dan perikanan.

Menurut dia, satu sapi yang menghasilkan sperma dapat disuntikkan ke-200 ekor sapi betina. Sehingga lebih murah dan efektif jika dibandingkan dikawinkan secara manual. Namun, hal yang perlu diperhatikan juga termasuk pendukung lainnya seperti ketersediaan air, pakan, listrik, alat teknologi dan SDM untuk UPT ini.

"Saya juga dorong kawan kita di sini banyak peneliti hebat, kita harus punya komoditi ternak unggulan yang membedakan Provinsi Sulsel dengan 37 provinsi lainnya," ujarnya.

Pengembangan yang dilakukan, yakni pada ternak yang memiliki keunggulan dan keunikan.

"Dalam pengertian sudah ada di sini secara kultural. Jadi kita mengembangkan ternak yang secara kultural, yang puluhan bahkan ratusan tahun sudah dikerjakan oleh masyarakat. Misalnya, kita di Sulsel ada yang namanya kuda Jeneponto," jelasnya.

Baca juga: Kerbau sebagai strategi meningkatkan daging dalam negeri

Di Jeneponto, kata Bahtiar, dalam sebulan sebanyak 900 ekor kuda dipotong atau senilai Rp9 miliar. Sehingga, mendorong untuk diprogramkan inseminasi buatan untuk kuda kita di Sulsel banyak, supaya produksinya banyak.

Ia juga menekankan, dinas peternakan dan kesehatan hewan jangan hanya fokus pada ternak besar, seperti sapi, kambing dan kuda. Tetapi juga ternak kecil seperti unggas.

"Jadi harus ada juga, misalnya khas kita itu cawiwi (belibis), itu khas kita juga. Hari ini masih ada, tapi ini perlu kita kembangkan," imbuhnya.

Lainnya, seperti ayam ketawa juga khas. Ayam ketawa memiliki nilai intrinsik yang dapat dijual. Sama seperti lukisan, orang bersedia membeli dengan harga lebih karena nilai yang dimiliki. Saat ini populasinya tidak lebih dari 5.000-an.

"Ini jangan sampai punah. Jangan sampai milik negara lain lebih baik dari kita. Kalau perlu ini kita sertifikasi dan didaftarkan sebagai plasma nutfah Sulsel," harapnya.

Adapun konsep peternakan yang dikembangkan berkaitan dengan konsep pertanian untuk pakan, misalnya dapat diambil dari hasil pertanian untuk konsumsi ternak. Seperti daun dan batang padi, jagung dan pisang.

"Pengembangan peternakan di Sulsel juga harus kita bangun ekosistem ekonomi, ekosistem lingkungan dan lainnya," jelasnya.

Baca juga: Ternak kerbau jadi harapan ekonomi petani Lebak

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Sulsel, Nurlina Saking, menjelaskan, luas lahan yang tersedia di Pucak mencapai 86 hektar. Di lokasi tersebut, belum ada pembibitan kambing serta kuda.

"Tempat ini untuk memproduksi semen beku teknologi inseminasi buatan dalam upaya mempercepat populasi," jelasnya.

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023