Surabaya (ANTARA) - Balai Rukun Warga (RW) di hampir semua daerah di Indonesia sejatinya merupakan tempatnya bersosialisasi dan komunikasi warga. Biasanya yang berkumpul di balai RW itu adalah bapak-bapak untuk rapat dan membicarakan berbagai hal untuk kampungnya atau lingkungannya.

Namun demikian, balai RW di sejumlah daerah kini sudah mengalami banyak perubahan fungsi yang tidak hanya menjadi tempat berkumpul warga saja, melainkan juga mempunyai potensi besar untuk dioptimalkan menjadi ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat.

Artinya, balai RW tidak hanya difungsikan untuk tempat rapat, tetapi sebagai pusat pergerakan dan kegiatan masyarakat. Seperti untuk Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), penanganan stunting, proses belajar mengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta belajar dan ngaji bersama.

Balai RW juga bisa menjadi tempat meningkatkan kreativitas anak-anak dan remaja setempat. Misalnya dengan merancang kegiatan untuk digelar di lingkungannya. Dengan demikian, balai RW juga berfungsi sebagai tempat mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan bernegara.

Tidak hanya itu, balai RW juga mempunyai peranan penting dalam mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Salah satunya menjadi tempat berdiskusi antarwarga, RT/RW, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) guna mendata jumlah keluarga miskin atau pra-miskin.

Begitu juga dengan pelayanan kepada masyarakat dalam hal administrasi kependudukan (Adminduk). Hal ini untuk memudahkan warga sekitar yang akan mengurus dokumen kependudukan tanpa harus datang ke kantor desa/kelurahan. Sehingga dokumen yang sudah jadi nantinya dapat diambil kembali di balai RW.

Pelayanan ini bertujuan mendekatkan Pelayanan Adminduk kepada masyarakat, di antaranya membantu warga agar tidak mengeluarkan biaya transportasi. Masyarakat bisa lebih mudah dalam memanfaatkan berbagai layanan publik sehingga apapun permasalahan bisa langsung tersampaikan.

Renovasi

Pendekatan pelayanan publik di balai RW seperti setidaknya sudah diterapkan di Kota Surabaya, Jawa Timur. Saat ini ada sebanyak 1.159 dari 1.360 Balai RW di Kota Pahlawan yang telah selesai diperbaiki pada tahun 2023.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meresmikan 1.159 Balai RW secara daring dan luring di Balai RW 04 Kelurahan Gayungan, Kota Surabaya, Rabu (16/8/2023) malam. (ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)



Untuk itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta jajarannya mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan hingga kelurahan untuk lebih aktif menyelesaikan persoalan warga dengan cara turun ke setiap Balai RW. Hal itu juga sebagai salah satu cara untuk mendekatkan pelayanan langsung kepada warga.

Sebagai orang nomor satu di lingkup Pemkot Surabaya,  Eri tidak hanya sekadar menginstruksikan jajarannya lebih aktif turun ke bawah,  tapi dia praktik langsung sekaligus memberi contoh kepada lurah dan camat, berkunjung ke sejumlah Balai RW.

Kunjungan itu di antaranya dilakukannya ke Balai RW XI, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya belum lama ini. Saat itu, ia memberi contoh kepada lurah dan camat untuk menyelesaikan berbagai keluhan warga seperti Penerangan Jalan Umum (PJU), berapa titik genangan air, berapa orang miskin, dan berapa angka stunting. Dari data tersebut langsung dicarikan solusi bersama.
 
Apabila pola semacam ini bisa terus dilakukan, maka diharapkan intervensi Pemkot Surabaya bisa lebih tepat sasaran. Untuk itu, Pemkot Surabaya menggandeng RT/RW dalam menyelesaikan berbagai persoalan di tingkat bawah.

Keberadaan dan fungsi balai RW sekarang lebih banyak dirasakan manfaatnya, tidak hanya program layanannya, melainkan juga membuat kerukunan dan gotong-royong antarwarga di wilayahnya semakin erat.

Pertemuan rutin telah membentuk perilaku budaya dan kerukunan antarwarga. Kerukunan tidak hanya terwujud  di lingkungan RT dalam satu RW, tetapi sudah berkembang  menjadi kerukunan antarwarga, antar-RW.


Memakmurkan Balai RW

Dalam berbagai kesempatan, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, selalu mengajak seluruh warganya untuk bersama-sama memakmurkan balai RW, layaknya memakmurkan masjid.

Artinya, balai RW ini dibangun tidak hanya sekadar dibangun, tapi juga dimakmurkan. Kalau memakmurkan masjid biasanya menggelar kegiatan yasinan, tahlilan dan kegiatan keagamaan lainnya di masjid.

Sedangkan memakmurkan balai RW itu berarti menjadikan balai tersebut sebagai tempat yang memberikan manfaat buat masyarakat seperti halnya sebagai tempat belajar mengajar PAUD, Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan lain sebagainya.

Wali Kota terus mengingatkan dan menyadarkan seluruh warganya untuk bersama-sama membangun Surabaya dengan hati.

Baginya, tidak ada yang lebih hebat di Surabaya kecuali Ukhuwah Islamiyyah (gambaran tentang hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan-akan berada dalam satu ikatan),  dan Ukhuwah Basyariah (gambaran tentang hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan-akan berada dalam satu ikatan.


Puspaga

Pemkot Surabaya telah menyediakan layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) hingga di balai RW sebagai upaya penguatan ketahanan keluarga yang dimulai dari metode pola asuh pada anak atau parenting yang tepat bagi anak.

Puspaga merupakan layanan konseling atau konsultasi yang dilakukan secara langsung maupun secara daring mengenai anak, remaja, keluarga, anak berkebutuhan khusus, hingga calon pengantin (catin).

Layanan fasilitas tersebut berupa sosialisasi, edukasi, informasi serta bimbingan masyarakat melalui kegiatan catin, kelas parenting, Puspaga Balai RW, Talkshow Ngobrol Asik Bareng Puspaga (Ngobras), Live IG (siaran langsung melalui aplikasi Instagram)/Webinar Parenting Jumat Seru, dan publikasi komunikasi informasi edukasi media cetak maupun elektronik.

Selain menjadi sarana pembelajaran dan konseling bagi para orang tua di Kota Pahlawan, Puspaga juga menyediakan bimbingan konseling pranikah.  Puspaga memberikan berbagai layanan dan fasilitas untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi persoalan anak serta keluarga. Semua fasilitas yang diberikan oleh Puspaga dapat diakses secara gratis oleh seluruh warga Surabaya.

Puspaga juga memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Selain itu pemenuhan hak anak di tingkat RW bagi keluarga berjejaring banyak pihak, serta masyarakat pemerhati keluarga khususnya perempuan dan anak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB) Surabaya Ida Widayati mengemukakan bahwa saat ini sebanyak 207  balai RW di Surabaya telah membuka layanan Puspaga dengan memberikan bimbingan konseling bagi orang tua untuk memahami peran mereka dalam membentuk karakter anak.

Dari sisi petugas, DP3A-P2KB sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Surabaya, termasuk mahasiswa penerima beasiswa yang difasilitasi oleh Pemkot Surabaya. Mereka membantu mendata beberapa kasus yang membutuhkan psikolog profesional maupun konselor yang ada di DP3A-P2KB.

Meski demikian, DP3A-P2KB membutuhkan banyak relawan (volunteer)  yang bergelar sarjana psikologi dalam pelaksanaan Puspaga di Balai RW. 


Sinau Bareng

Selain Puspaga, Pemkot Surabaya juga memanfaatkan balai RW untuk kegiatan belajar mengajar siswa SD dan SMP melalui kegiatan bertajuk "Ayo Sinau Bareng Arek Suroboyo" (ASBAS).

Sasaran program ini adalah anak usia sekolah di lingkungan balai RW itu berada, mulai dari pelajar kelas V dan VI SD, serta pelajar SMP kelas VIII dan IX. Di luar itu, anak-anak lain juga bisa memanfaatkannya.

Saat ini sudah ada 4.209 guru atau tutor serta 2.370 volunteer mahasiswa dan 14 warga yang membantu dua program tersebut. Program ini sudah diikuti sebanyak 15.996 siswa di seluruh Surabaya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, mengatakan, balai RW sasaran memiliki ruang yang representatif untuk kegiatan belajar mengajar dan mampu menampung sekitar 100 siswa. Berikutnya, memiliki guru, mahasiswa pendamping, dan guru TPQ.

Saat ini, terdapat 24 balai RW yang representatif yang tersebar di lima wilayah dan ke depan jumlahnya akan terus ditingkatkan.

Adapun materi pembelajaran nanti sesuai dengan kurikulum di sekolah. Kemudian ada materi keagamaan dan juga konseling pengembangan bakat dan minat anak.

Program ASBAS, tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah masing-masing siswa, karena dilakukan mulai pukul 18.00 WIB sampai 20.00 WIB. Untuk metode pendampingan, Dispendik mengedepankan pola asah, asih dan asuh. Harapannya program ini dapat membantu kesulitan belajar anak dan semakin membangkitkan semangat belajar untuk menggapai cita-citanya.

Kebijakan yang dilakukan Pemkot Surabaya merupakan bagian dari penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Pada dasarnya pemerintahan yang baik menuntut keterlibatan seluruh komponen pemangku kepentingan, baik di lingkungan birokrasi maupun di lingkungan masyarakat.

Meski demikian, perbaikan balai RW tidak meninggalkan fungsi sosial dan administratif yang sudah berjalan selama ini. Kalau bisa perbaikan Balai RW diikuti dengan konsep yang adaptif dengan fungsi sosial dan administratif balai RW.

Fungsi balai RW adalah pelayanan administrasi, sehingga perlu ada ruang bagi warga untuk mengurus administrasi, posyandu dan kesehatan lansia, koperasi sebagai tempat penjualan produk-produk unggulan masyarakat.

Kondisi ke depan akan banyak dihadapkan pada tantangan-tantangan  lain dan dipastikan akan memosisikan balai RW sebagai tempat yang sangat strategis untuk berbagai macam pertahanan sosial, ekonomi, kesehatan, dan lainnya.
 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023