Kami mendapat arahan supaya Indonesia bisa menjadi lead di ASEAN dan global untuk memberikan contoh bagaimana negara berkomitmen dan aktif dalam penanganan sampah plastik di laut
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi menargetkan Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia, khususnya ASEAN, terkait komitmen dan peran aktif negara dalam penanganan sampah plastik di laut.

“Kami mendapat arahan supaya Indonesia bisa menjadi lead di ASEAN dan global untuk memberikan contoh bagaimana negara berkomitmen dan aktif dalam penanganan sampah plastik di laut,” kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Rofi Alhanif di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam media briefing menjelang acara ASEAN Conference for Combatting Plastic Pollution (ACCPP).

Oleh karena itu, lanjut Rofi, pada saat Indonesia memegang keketuaan ASEAN, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan ingin Indonesia mengambil inisiatif penanganan sampah plastik di laut.

“Dalam berbagai pertemuan internasional, Pak Menko selalu dianggap sebagai salah satu champion, bagaimana Indonesia sangat komitmen untuk menangani sampah plastik di laut,” ujar Rofi.

Terkait dengan arahan tersebut, Rofi mengatakan pemerintah sepakat untuk menyelenggarakan ACCPP. Forum ini, kata Rofi, juga untuk memfasilitasi koordinasi ASEAN untuk menyiapkan posisi negara-negara anggotanya dalam pembahasan di tingkat global.

Rofi menjelaskan bahwa pembahasan tersebut yang akan membentuk instrumen berupa traktat atau perjanjian internasional yang nantinya akan bersifat mengikat terkait polusi sampah plastik.

“Mudah-mudahan tahun depan, harusnya tahun depan, targetnya sudah keluar Plastic Treaty, istilahnya itu kesepakatan global untuk mengakhiri polusi,” kata Rofi.

Rofi mengatakan pemerintah mengupayakan agar perjanjian global ini tidak berbenturan dengan kepentingan nasional untuk pembangunan ekonomi dan lingkungan. Ia meyakini titik temu antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan dapat terwujud.

“Memang tidak mudah mencari formulasinya, tetapi pasti kita akan sampai ke sana,” ucap Rofi.

ASEAN, kata Rofi, yang mayoritas anggotanya adalah negara-negara berkembang, memiliki kondisi perekonomian dan kedisiplinan yang berbeda dengan negara-negara maju. Oleh karena itu, ia meyakini bahwa negara-negara ASEAN harus memiliki posisi yang pasti terkait permasalahan ini dan tidak meniru negara-negara maju secara mentah-mentah.

“Ini (penggunaan plastik) masuk dalam ekonomi kita, berkembangnya industri dan segala macam,” kata Rofi.

Baca juga: Kemenkomarves optimistis turunkan 70 persen sampah laut pada 2025
Baca juga: KKP serahkan bantuan ke bank sampah di Palu dukung desa pesisir bersih

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023