Jakarta (ANTARA) - Indonesia ingin menyusul Vietnam untuk segera menyepakati Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa (EU).

Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury, volume perdagangan Indonesia-EU sebesar 46 miliar dolar AS (sekitar Rp723,3 triliun) pada 2022 masih jauh tertinggal jika dibandingkan nilai perdagangan Vietnam-EU yang melebihi 94 miliar dolar AS (sekira Rp1.478 triliun) setelah pemberlakuan CEPA.

“CEPA memungkinkan kita memiliki akses pasar yang lebih baik di kedua negara, dan akan membuka peluang kerja sama yang besar,” kata Pahala dalam pembukaan Forum Bisnis Indonesia-Eropa (IEBF) 2023 di Jakarta pada Selasa.

Melalui forum yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) itu, pemerintah berharap para duta besar dan pelaku usaha Eropa bisa turut mendorong penyelesaian perundingan I-EU CEPA, yang kini menuju putaran ke-16.

Indonesia menargetkan perundingan I-EU CEPA bisa dirampungkan pada akhir 2024 dengan pembahasan lima isu strategis yang masih tertunda, salah satunya soal belanja atau pembelian pemerintah.

Namun, tidak hanya di bidang perdagangan, Pemerintah Indonesia juga menyoroti peluang besar dalam kerja sama investasi, yang memungkinkan integrasi ekonomi Indonesia dan Eropa.

Baca juga: Wamendag optimistis penyelesaian I-EU CEPA beri dampak positif

Pada akhir 2022, pemerintah mencatat total investasi asing langsung (FDI) Eropa ke Indonesia mencapai 2,76 miliar dolar AS (sekitar Rp43,4 triliun).

Angka yang relatif kecil tersebut, menurut Pahala, bisa terus ditingkatkan asalkan ada pemahaman yang lebih baik di antara kedua pihak mengenai bidang-bidang yang perlu fokus dikerjasamakan.

“Para pemimpin kita telah berkomitmen untuk dapat mempercepat penyelesaian I-EU CEPA yang ditargetkan pada akhir 2024. Namun, kita berharap dapat benar-benar bergerak maju sebelum selesainya CEPA agar dapat melakukan hal yang benar, dengan memahami di mana peluang-peluang bagi Indonesia dan EU untuk semakin menjalin kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan,” tutur dia.

IEBF 2023 merupakan platform untuk memfasilitasi kemitraan bisnis antara Indonesia dan negara-negara Eropa, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perdagangan dan investasi, menjajaki peluang kerja sama, serta memperkuat kolaborasi antara sektor bisnis Indonesia dan Eropa.

Dihadiri oleh sekitar 300 peserta, forum tersebut memfokuskan kerja sama pada lima sektor prioritas, yaitu infrastruktur kesehatan, mesin dan elektronik, industri kreatif, transisi energi, dan ekonomi digital.

Baca juga: Presiden berharap negosiasi Indonesia-EU CEPA selesai tahun depan

Baca juga: KADIN soroti peluang besar dalam Forum Bisnis Indonesia-Eropa

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023