Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.O.G mengatakan rata-rata wanita mengalami menopause pada usia 48 tahun hingga 52 tahun dan ini merupakan hal wajar.

"Kalau memang menopause-nya secara alami rata-rata 48 tahun sampai 52 tahun, itu suatu hal yang wajar. Untuk apa diperpanjang? Kalau kita memperpanjang, rahim terpapar estrogen lebih banyak atau lama, ada risiko kanker dari endometrium atau dinding rahim yang mengancam," ujar dia dalam webinar, Selasa.

Menopause adalah fase berakhirnya siklus menstruasi seorang wanita yang biasanya ditandai dengan tidak terjadinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.

Baca juga: Haid pertama lebih awal tak berarti menopause lebih cepat

Yeni mengatakan, seorang wanita yang masih haid di usia 55 tahun bisa jadi itu karena ada polip atau penebalan dinding rahim.

"Nah penebalan dinding rahim ini dengan paparan estrogen yang terlalu tinggi bisa berisiko terjadinya kanker dinding rahim," kata dia.

Menurut Yeni, wanita ketimbang memikirkan upaya menunda menopause, sebaiknya fokus pada gejala-gejala menopause agar tidak terlalu berat. Lalu, saat menopause tiba, tinggal mengobati gejala yang dialami.

Gejala awal menopause antara lain brain fog atau kabut otak, sulit konsentrasi yang juga akibat penuaan, mulai sering pusing dan migrain tanpa penyebab jelas, mengalami masalah di gusi, mulut, sensasi rasa berkurang, lelah tidak jelas alasannya padahal hasil laboratorium normal.

Lalu, adanya peningkatan berat badan, adanya gejala pencernaan seperti susah buang air besar sering terjadi, kesemutan di jari-jari tangan, sering ingin berkemih, sulit menahan keinginan berkemih, kekeringan pada daerah vagina dan nyeri saat berhubungan intim.

Baca juga: Agar menopause tak perlu ditakuti tetapi siap dihadapi

Gejala lainnya kulit gatal, kulit terasa sangat kering, osteoporosis, nyeri-nyeri sendi terutama lutut, kuku-kuku tidak sehat dan berkilau lagi, kadang muncul alergi yang dulu tak dialami, mudah tersinggung, moody atau mood swing dan rambut rontok.

Selain itu, gejala menopause juga termasuk kecemasan berlebihan, bahkan hingga depresi yang tidak disadari penderitanya.

"Gejala-gejala awal itu harus dievaluasi terus, kalau ternyata setelah konsul ke dokter hasilnya normal, coba cek hormon mungkin estradiolnya (estrogen sintetis yang digunakan untuk meredakan gejala menopause) sudah sangat rendah, progesteronnya sudah rendah. Itu tanda-tanda menjelang menopause," tutur Yeni.

Dia menambahkan, perempuan bisa tidak menikah, tidak punya anak tetapi dia pasti akan mengalami menopause.

Baca juga: Benarkah menopause pengaruhi fungsi kognitif dan mental wanita?
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023