Deflasi tertinggi terjadi di Mataram ...
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Mei 2013 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen, yang merupakan angka deflasi untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir.

"Baru kali ini terjadi deflasi dalam sepuluh tahun terakhir, dibandingkan bulan yang sama," kata Kepala BPS Suryamin, di Jakarta, Senin.

Menurut Suryamin, angka deflasi yang terjadi pada Mei merupakan peran pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga komoditas pangan, yang sempat menjadi penyebab tingginya inflasi pada awal tahun.

"Kemarin pada Januari-Maret, kita mengalami inflasi lumayan tinggi. Sekarang telah terjadi penurunan harga beberapa komoditi dan pengendalian yang dilakukan pemerintah memperlihatkan hasil," katanya.

Suryamin menjelaskan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Mei 2013 antara lain bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai merah, dan emas perhiasan.

Ia menambahkan komponen inflasi umum menyumbang deflasi 0,03 persen diikuti harga bergejolak 1,1 persen, sedangkan inflasi umum menyumbang inflasi 0,06 persen serta harga diatur pemerintah 0,96 persen.

Sementara, berdasarkan kelompok pengeluaran, bahan makanan menyumbang deflasi 0,83 persen diikuti kelompok sandang yang juga tercatat deflasi 1,22 persen.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau menyumbang inflasi 0,35 persen, diikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,75 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan juga menyumbang inflasi 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,06 persen serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,03 persen.

Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2013 mencapai 2,3 persen dan inflasi secara tahunan (yoy) 5,47 persen. Sedangkan inflasi komponen inti Mei 0,06 persen dan inflasi (yoy) 3,99 persen.

Menurut Suryamin, dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 43 kota mengalami deflasi dan 23 kota menyumbang inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Mataram mencapai 1,03 persen dan Kupang 0,86 persen. Sedangkan, deflasi terendah terjadi di Pekanbaru dan Tasikmalaya masing-masing 0,01 persen.

Sementara, kota yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah Ambon sebesar 2,25 persen dan Pontianak 1,4 persen.

"Penyebab inflasi di Ambon, karena tingginya tarif angkutan udara dan ikan segar, kemungkinan karena iklim yang kurang bersahabat," kata Suryamin.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013