Meski kondisi masih cukup menantang, kami berkomitmen untuk menjadi bank yang sehat. Tercatat di kuartal ini, mayoritas rasio-rasio penting bank masih berada di atas industri
Jakarta (ANTARA) -
PT Bank BTPN Syariah Tbk. mencatatkan laba bersih setelah pajak Rp1 triliun hingga kuartal III 2023 dan menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat inklusi hingga Rp11,9 triliun.
 
"Meski kondisi masih cukup menantang, kami berkomitmen untuk menjadi bank yang sehat. Tercatat di kuartal ini, mayoritas rasio-rasio penting bank masih berada di atas industri," kata Direktur Keuangan BTPN Syariah Fachmy Achmad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
 
BTPN Syariah mencatatkan rasio-rasio yang sehat, dengan return of asset (RoA) 7,8 persen serta rasio kecukupan modal (CAR) pada 49,7 persen atau di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah.
 
Sebagai bank yang juga menghimpun dana, saat ini terdapat sekitar 32.719 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100 persen dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 4,3 juta nasabah aktif.
 
Sampai dengan akhir semester I 2023, dengan hanya memiliki 15 cabang di seluruh Indonesia dan 44 Kantor Fungsional Operasional, bank yang memiliki 13.912 karyawan tersebut menjemput bola di hampir 70 persen total kecamatan di Indonesia.

Bank tersebut secara langsung melakukan program pemberdayaan keluarga prasejahtera produktif di sentra-sentra nasabah dengan mengajarkan empat perilaku unggul pemberdayaan yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS), oleh karyawan yang biasa disebut Melati Putih Bangsa sebagian besar lulusan SMA terlatih dengan jabatan sebagai Community Officer Bank.
 
Perubahan dampak sosial nasabah juga diukur setiap tahunnya, diantaranya penurunan persentase anak tidak bersekolah, kondisi bangunan rumah, dan kepemilikan aset.
 
Di tengah kondisi pasca pandemi COVID-19 yang masih menantang, Fachmy menuturkan BTPN Syariah di kuartal III 2023 juga tetap menggulirkan berbagai program demi memperkuat kapasitas masyarakat inklusi.
 
Berbagai program apresiasi berkelanjutan dilakukan untuk membangun kembali empat perilaku unggul nasabah, yakni BDKS (Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu), di mana semua itu menjadi kunci sukses berjalannya model bisnis pembiayaan Bank.
 
Salah satu yang dilakukan yakni memberikan insentif bagi anggota sentra yang memiliki tingkat kehadiran 90 persen di kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS) setiap dua minggu sekali dan membayar angsuran tepat waktu.
 
Di samping itu, bank juga melibatkan lebih banyak pihak dalam program pendampingan sebagai wujud komitmen manajemen dalam memperluas akses pengetahuan bagi masyarakat inklusi.

Lebih dari 1.600 mahasiswa dari 258 universitas di 20 provinsi di Indonesia terlibat menjadi fasilitator dalam program Bestee Tepat (Bersama Berdaya Sahabat Tepat Indonesia).
 
Bank juga akan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan dalam program pendampingan masyarakat inklusi yang terukur dan berkelanjutan.
 
"Kami terus menggulirkan program untuk memperkuat kapasitas masyarakat inklusi sebagai wujud komitmen Bank dalam mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia menjadi lebih berarti,” ujarnya.
 
BTPN Syariah dibentuk melalui proses konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta dan spin off Unit Usaha Syariah BTPN pada 14 Juli 2014. BTPN Syariah menjadi Bank Umum Syariah ke-12 di Indonesia.

BTPN Syariah saat ini menjadi satu-satunya bank di Indonesia yang memfokuskan diri melayani keluarga prasejahtera produktif yang memiliki potensi target pasar lebih dari 40 juta jiwa, yang biasa disebut "unbankable", karena tidak memiliki catatan keuangan dan dokumentasi legal.
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023