Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Multilateral Development Banks (MDBs) yang terdiri atas sejumlah bank pembangunan dunia resmi mengakhiri kemitraan dalam Program Bantuan COVID-19 untuk Indonesia.

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan di Jakarta, Kamis, menyebutkan Kemenkes mendapatkan dukungan dari MDBs dengan total sekitar 1,75 miliar dolar AS dana komitmen, untuk menangani pandemi COVID-19, yang diberikan pada 2020-2023 melalui instrumen pembiayaan Program for Result (PforR).

"Dana itu banyak digunakan untuk mengontrol pandemi COVID-19 selama satu tahun sembilan bulan, paling besar untuk percepatan vaksinasi, membayar pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan, dan insentif tenaga kesehatan," katanya.

Selain dana tersebut, Menkes Budi mengungkapkan pihaknya mendapatkan anggaran kesehatan yang cukup besar untuk penanggulangan pandemi COVID-19. Pada tahun 2021, anggaran kesehatan ditetapkan sebesar Rp280 triliun, tahun 2022 sekitar Rp230 triliun, dan tahun 2023 sebesar Rp198 triliun.

Baca juga: Kemenkes: Kerja sama pentahelix pembelajaran utama pandemi COVID-19

Dia menuturkan bantuan kegawatdaruratan tersebut sangat berarti untuk membantu Indonesia keluar dari pandemi COVID-19 dengan lebih cepat, terhitung mulai tanggal 21 Juni 2023. Dengan keputusan tersebut Indonesia pun mulai memasuki era endemi.

"Ini menjadi momentum bagi pemulihan sektor ekonomi yang beriringan dengan sektor kesehatan," katanya.

Menkes mengatakan pandemi COVID-19 telah mengajarkan banyak hal, termasuk akses pelayanan kesehatan dan pendanaan darurat. Dari pengalaman itu, Kemenkes berkomitmen untuk mempersiapkan pandemi selanjutnya dengan melakukan transformasi kesehatan enam pilar, yang mulai dilaksanakan pada tahun 2021 lalu.

"Kami belajar untuk mempersiapkan pandemi selanjutnya. Sekarang, kami mendapatkan 1,75 miliar dolar AS hibah dari World Bank (Bank Dunia) yang dikelola oleh Kementerian Keuangan, saya berharap dana itu bisa digunakan sebaiknya-baiknya untuk pembangunan kesehatan Indonesia di masa yang akan datang," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes: Tetap waspada COVID-19, tak usah peduli jenisnya apa

Untuk mewujudkannya, Menkes berharap kemitraan yang terjalin antara Pemerintah Indonesia dengan MDBs khususnya di bidang kesehatan dapat terus berlanjut dan ditingkatkan.

Keberlanjutan kerja sama tersebut, kata dia, akan digunakan untuk penguatan arsitektur kesehatan Indonesia agar lebih siap menghadapi ancaman kesehatan di masa yang akan datang.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan bahwa bantuan ini merupakan komitmen dan kolaborasi antara Bank Dunia, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), KfW (Bank Pembangunan asal Jerman), serta Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT).

Bantuan tersebut, kata Satu, digunakan untuk menambah tempat tidur rumah sakit, pengadaan ventilator, dan meningkatkan kapasitas testing. Penguatan kapasitas ini penting untuk respons COVID-19 terutama saat menghadapi varian delta pada pertengahan tahun 2021.

Baca juga: Kemenkes: COVID-19 tidak mungkin hilang, tapi sudah tidak membahayakan

“Implementasi program bantuan ini berjalan dengan cepat dibandingkan negara lain di dunia. Selain untuk memperkuat sistem kesehatan dan meningkatkan kapasitas respons, program tersebut juga meningkatkan kemitraan antara Indonesia dengan MDBs,” katanya.

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023