Pekanbaru, (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau memantau kemunculan beruang di perkebunan dan dekat pemukiman yang dilaporkan membuat warga Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi khawatir.

Kepala (BBKSDA) Riau Genman S Hasibuan saat dikonfirmasi, Kamis, menjelaskan pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi. Beruang tersebut dilaporkan tengah berkeliaran di perkebunan warga dan sempat merusak tanaman.

"Ada beberapa staf terdekat dari lokasi yang kita tugaskan untuk mengkaji dan kemudian melakukan upaya penyelamatan satwa dilindungi tersebut," kata Genman.

Disebutkannya, berdasarkan pantauan tim di lapangan, memang terdapat sejumlah jejak beruang. Akan tetapi, tim belum berhasil menemukan keberadaan satwa tersebut.

"Beruangnya belum ditemukan. Sedang ditelusuri tim di lapangan," ujarnya.

Genman menambahkan, lokasi kemunculan beruang tersebut berada di kawasan perkebunan warga. Dan memang tidak masuk di dalam kawasan hutan.

Baca juga: Beruang serang pasangan suami istri di Kabupaten Solok-Sumbar

Berdasarkan pengamatan foto dan koordinat yang dikirimkan timnya, lokasi kemunculan beruang berada di luar kawasan hutan dan merupakan kebun warga. Diduga di lokasi tersebut tersedia sumber makanan yang cukup untuk satwa beruang.

"Pemasangan perangkap akan kita pertimbangkan untuk menyelamatkan beruang ke kawasan habitat alaminya," tutur Genman.

Interaksi negatif manusia dengan beruang kerap terjadi di Kabupaten Kuansing. Catatan Antara Juni tahun lalu ada tiga beruang madu memasuki perkebunan karet warga di Desa Pulau Jambu, Kecamatan Cerenti.

Tiga beruang madu tersebut merupakan seekor induk dan dua anaknya. Warga bernama Hengki melaporkan ke BBKSDA Riau melihat tiga beruang namun juga bumi ditemukan.

Kebanyakan lokasi-lokasi kebun tidak berbatasan dengan kawasan hutan. Selain itu, habitat beruang juga tidak harus di dalam hutan namun juga bisa di luar kawasan.


Baca juga: BKSDA Riau terima bayi beruang madu dari warga Indragiri Hulu
Baca juga: Beruang hitam himalaya lahir kembar di Taman Safari Bali

Pewarta: Bayu Agustari Adha/Annisa Firdausi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023