Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menyebutkan, kualitas udara seluruh DKI Jakarta dalam kategori tidak sehat karena angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 berdasarkan indek standar pencemar udara (ISPU) mencapai 110 pada Jumat pagi hingga pukul 07.00 WIB.

Laman resmi Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta, menjelaskan, di antara lima wilayah, Lubang Buaya Jakarta Timur memiliki angka PM2,5 sebesar 110 atau berada di antara patokan 101-199.

Angka itu termasuk kategori tidak sehat yakni kualitas udaranya yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 101-199.

Sedangkan kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Lalu, tingkat kualitas udara sedang yakni tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika dengan rentan PM2,5 sebesar 51-100.

Baca juga: Jakarta jadi kota paling berpolusi kedelapan di dunia pada Minggu pagi

Kemudian, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.

Terakhir, kategori berbahaya yakni tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan serius pada populasi dengan rentang PM2,5 sebesar 300-500.

Selain Jakarta Timur, ISPU di wilayah kota Jakarta lainnya terpantau sedang, yakni Bundaran HI Jakarta Pusat (79), Kelapa Gading Jakarta Utara (75), Jagakarsa Jakarta Selatan (68) dan Kebon Jeruk Jakarta Barat (59).

Sementara itu, pada situs pemantauan IQ Air pada Jumat pukul 07.00 WIB, Jakarta diklasifikasikan sebagai kota nomor tujuh dengan pencemaran udara tertinggi di dunia (154).

Sedangkan peringkat pertama jatuh pada Lahore, Pakistan (278), kedua Delhi, India (196), ketiga Mumbai, India (160) dan keempat Dubai, Uni Emirat Arab (159).

Baca juga: Sabtu pagi, kualitas udara di DKI Jakarta masih tidak sehat

Kemudian, Dhaka, Bangladesh (158) dan Doha, Qatar (157).

IKU di Jakarta tinggi karena konsentrasi PM2,5 saat ini sudah 13,7 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni 171 AQI US.

Data kualitas udara diperoleh berdasarkan pantauan di 20 stasiun pemantau, di antaranya berada di Layar Permai (PIK), Jalan Raya Perjuangan (Kebon Jeruk) dan Jimbaran (Ancol).

Baca juga: Udara Jakarta juga tidak sehat pada Kamis pagi

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023