JAKARTA (ANTARA) - Tiga mahasiswa peserta demo yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dibebaskan polisi, imbas menerobos pembatas beton dan kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat.

Proses negosiasi sempat terjadi alot terkait pembebasan tiga mahasiswa yang ditangkap tersebut. Negosiasi langsung diwakili oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko.

Namun aliansi BEM SI juga meminta 10 mahasiswa yang ditangkap polisi saat berjalan ke lokasi di wilayah Gondangdia, Jakarta Pusat aksi juga untuk dibebaskan.

"Jadi yang tiga udah pasti dibebaskan, saya pastikan kalo tidak melanggar hukum kita akan bebaskan," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko saat bernegosiasi dengan aliansi BEM SI di lokasi.

Saat ini aliansi BEM SI masih menunggu 10 mahasiswa yang ditangkap itu. BEM SI memberikan waktu 15 menit ke depan untuk mahasiswa peserta demo itu dihadirkan di wilayah patung kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.

"Baik kami koordinasikan dulu untuk 10 peserta demo lainnya. Kami ingin aksi disampaikan secara kondusif," kata dia.

Saat ini aliansi BEM SI masih menunggu terkait pembebasan lainnya untuk 10 peserta demo.

Adapun sebelumnya kericuhan sempat terjadi pada pukul 16.00 WIB. Mahasiswa mencoba masuk ke dalam beton dan kawat berduri yang dibuat polisi.

Kendati demikian, imbauan lewat pengeras suara dari Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro tak diindahkan. Sejumlah mahasiswa tetap bersikeras dan berupaya menerobos pagar pembatas.

Setelah itu, peserta aksi saling meneriaki aparat kepolisian. Lalu, beberapa perwakilan berjaket almamater dipanggil untuk berdiskusi dengan polisi.

Baca juga: Tenaga Ahli Utama KSP temui massa BEM di Patung Kuda

Baca juga: KSP: Empat tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Indonesia terus tumbuh

Baca juga: KSP: Penyelenggaraan Pemilu 2024 harus miliki perspektif HAM

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023