Penajam (ANTARA) - Jarum jam menunjukkan waktu sekitar pukul 23.00 Wita ketika alat musik tradisional suku Paser mulai ditabuh  di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau yang berlokasi di Kelurahan Nenang Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Alunan alat musik tradisional gendang dan gong terdengar bersahutan mengiringi upacara adat bersih-bersih kampung bertajuk Serapo Nusantara. Ritual dikemas dalam Festival Belian Adat Paser Nondoi Beno Taka (sebutan Kabupaten Penajam Paser Utara).

Berbagai sesaji disiapkan sebagai syarat dalam ritual bersih-bersih kampung yang dilakukan semalaman selama empat hari berturut-turut tersebut.

Belian Adat Paser Nondoi mulai digelar 18 Oktober dan berakhir pada 21 Oktober 2023. Ritual bersih-bersih kampung seperti itu telah dilakukan masyarakat Paser jauh sebelum adanya kerajaan di daerah berjuluk Benuo Taka itu.

Dalam kehidupan masyarakat Paser ritual tersebut bermaksud guna menghormati para leluhur dan ketika berladang atau bekerja mendapat hasil melimpah.

Sementara itu, Serapo merupakan bahasa Paser yang  dalam bahasa Indonesia berarti Serambi. Dengan demikian,  tema yang diusung dalam Festival Belian Adat Paser Nondoi, yakni Serapo Nusantara atau Serambi Nusantara.

Tema yang diangkat tersebut merupakan perwujudan cita-cita Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi Serambi Nusantara, sebagai daerah asal Kota Nusantara, ibu kota negara baru Indonesia yang dibangun pada sebagian wilayah di daerah berjuluk Benuo Taka itu, yakni Kecamatan Sepaku.

Sedangkan Nondoi merupakan salah satu jenis Belian Paser yang dimunculkan menjadi ikon pesta kebudayaan daerah yang menjadi puncak seluruh pagelaran budaya di Kabupaten Penajam Paser Utara.  

Pembuka Festival Belian Adat Paser Nondoi ditandai dengan ritual Notok Towok, Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara bersama Sultan Paser memotong tebu secara bersamaan di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian "bujok" atau tombak dari masyarakat Paser, simbol penerimaan sebagai keluarga kehormatan untuk memimpin kepada Penjabat (Pj ) Bupati Penajam Paser Utara, Makmur Marbun.

Ritual berlanjut dengan pemasangan gitang atau gelang khas suku Paser kepada mulung cilik yang artinya calon pemimpin adat Paser yang dilakukan oleh Pj Bupati Makmur Marbun.

Pj Bupati Makmur Marbun juga memberikan ulos kain khas suku Batak kepada Sultan Paser dan Ketua Lembaga Adat Paser Kabupaten Penajam Paser Utara, yang memiliki makna sebagai bentuk penerimaan sebagai keluarga.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara pada kegiatan tersebut hanya mendukung, sementara pelaksanaan Festival Belian Adat Paser Nondoi diserahkan kepada Lembaga Adat Paser yang memiliki kompetensi kegiatan adat Paser. Kabupaten Penajam Paser Utara tidak hanya didiami oleh Suku Paser, tetapi juga dari suku lainnya

 

Pelestarian budaya 
 

Sebelum Festival Belian Adat Paser Nondoi ditutup, masyarakat Paser melakukan prosesi ritual Larung Jakit di sungai yang terletak di Kelurahan Sesumpu, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Sebuah rakit berukuran besar dibawa oleh masyarakat Paser secara beriringan dari Rumah Adat Kuta Rekan Tatau menuju Sungai Sesumpu sebagai lokasi prosesi ritual Larung Jakit.

Sekitar pukul 14.00 Wita, prosesi ritual Larung Jakit diawali dengan pulung (dukun) yang menggunakan pernak-pernik unik membacakan doa-doa sesaji yang akan diletakkan di jakit (rakit). Kemudian dilarung atau dihanyutkan di Sungai Sesumpu, dengan sesekali diiringi alunan alat musik tradisional suku Paser.

Ritual Larung Jakit merupakan akhir dari upacara adat bersih-bersih kampung yang dilakukan selama empat hari, sebagai bentuk mengusir roh-roh jahat.  

Festival Belian Adat Paser Nondoi dilaksanakan secara konsisten setiap tahun pada bulan yang sama sehingga mudah diingat bahwa pesta adat di Kabupaten Penajam Paser Utara telah menjadi agenda tahunan.

Festival Belian Adat Paser Nondoi merupakan kekayaan khazanah budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Kegiatan tahunan di Kabupaten Penajam Paser Utara ini dapat menjadi promosi daerah sebagai tujuan wisata di Kalimantan Timur.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara berkomitmen membangun budaya dan nilai-nilai kearifan lokal.  Festival Belian Adat Paser Nondoi memadukan unsur budaya lokal dengan hiburan dan kegiatan berbagai lomba.

Kegiatan yang dirangkaikan dalam Festival Belian Adat Paser Nondoi 2023 meliputi pawai budaya larung jakit, parade budaya, festival kuliner dan seni budaya nusantara, serta permainan tradisional. Selain itu, pameran usaha mikro kecil menengah (UMKM), festival ayam hobi, lokakarya, dan lomba mewarnai tingkat PAUD se-Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dikbud Ristek) sangat mengapresiasi kegiatan budaya tersebut dan menjadikan kegiatan tersebut sebagai kalender nasional.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara bersama Lembaga Adat Paser bakal mengemas kegiatan budaya lebih baik lagi. Kegiatan itu bukan hanya untuk melestarikan budaya dan adat istiadat, namun juga mendorong pertumbuhan perekonomian, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Guna mendukung kelancaran kegiatan tersebut Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga bakal melanjutkan pembangunan Rumah Adat Kuta Rekan Tatau bersama lembaga Adat Paser setempat. Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara membangun Rumah Adat Kuta Rekan Tatau sebagai pusat pelestarian dan pengembangan adat dan budaya Suku Paser. Pembangunan Rumah Adat Kuta Rekan Tatau mulai dilakukan pada 2018.

Rumah Adat Kuta Rekan Tatau Kabupaten Penajam Paser Utara disiapkan sebagai tempat gelaran Festival Belian Adat Paser Nondoi yang dapat menjadi agenda pariwisata unggulan di Kabupaten Penajam Paser Utara. Pengekspresian karya seni dan budaya tradisional harus terus digalakkan. 

Melalui Festival Belian Adat Paser Nondoi diharapkan mampu menjadikan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai daerah destinasi wisata serta menjadi pengungkit perekonomian masyarakat di serambi Ibu Kota Nusantara (IKN) agar semakin sejahtera. 

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023