peringatan ini adalah peluang sangat besar bagi rakyat Palestina untuk mengakhiri perpecahan mereka dan menghadapi pendudukan Israel
Ramallah (ANTARA News) - Rakyat Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Jerusalem Timur pada Rabu (5/6) memperingati 46 tahun Perang Arab-Israel, dan menyerukan diakhirinya pendudukan Israel dan berdirinya Negara Palestina Merdeka.

Pertemuan terbuka dan protes diselenggarakan di berbagai daerah di wilayah Palestina untuk peringatan tersebut, sementara bentrokan antara puluhan demonstran Palestina dan tentara Israel terjadi di dekat Penjara Offer di pinggiran Kota Ramallah di Tepi Barat Sungai Jordan.

Demonstran, yang mengibarkan bendera Palestina, melemparkan batu ke arah tentara Yahudi dan meneriakkan slogan bagi diakhirinya pendudukan militer Israel atas wilayah Palestina.

Tentara Israel menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa, sehingga beberapa pemrotes menderita luka ringan.

Wassel Abu Yousef, seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang bergabung dengan unjuk rasa di dekat Ramallah, mengatakan peringatan pendudukan Israel sangat menyakitkan, tapi pada saat yang sama, itu mendorong tekad kuat rakyat Palestina untuk membebaskan diri dari pendudukan.

"Setelah 46 tahun penindasan, pendudukan, penyitaan lahan, pembunuhan dan penghancuran, sudah tiba waktunya bagi dunia untuk bangun dan mengakhiri pendudukan ini," ujarnya.

Hanan Ashrawi, pejabat lain PLO, memberitahu wartawan bahwa rakyat Palestina akan terus berjuang sampai mereka memperoleh hak sah mereka untuk membuat keputusan sendiri dan berdirinya negara merdeka mereka, demikian laporan Xinhua.

Bermacam faksi Islam dan nasionalis Palestina serta kekuatan politik juga menyelenggarakan peringatan. Mereka mengatakan di dalam selebaran bersama bahwa "pendudukan 46 tahun dengan jelas memperlihatkan betapa agresifnya Israel".

Di Tepi Barat, Partai Fatah --pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas-- mengatakan di dalam siaran pers untuk peringatan tersebut bahwa "perdamaian, pembangunan ekonomi dan kedamaian tak pernah dapat dicapai di wilayah itu sebelum berakhirnya pendudukan militer paling lama atas wilayah Palestina dalam sejarah modern".

Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) mengatakan di dalam satu siaran pers, rakyat Palestina memiliki hak penuh untuk hidup bebas dan merdeka di tanah mereka. Ditambahkannya, "Cepat atau lambat, tanah yang diduduki akan kembali kepada pemiliknya, rakyat Palestina."

Jamal Al-Khudari, seorang anggota Parlemen Palestina dan Ketua Komite Rakyat untuk Menghadapi Pengepungan Israel, memberitahu Xinhua, "Jalan paling singkat untuk mewujudkan perdamaian nyata ialah memberi rakyat Palestina hak sah mereka."

"Saya percaya peringatan ini adalah peluang sangat besar bagi rakyat Palestina untuk mengakhiri perpecahan mereka dan menghadapi pendudukan Israel," ia menambahkan.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013