Yerusalem (ANTARA) - Uskup Agung Gereja Inggris Justin Welby mengatakan pada Minggu bahwa menganggap Israel bersalah dalam ledakan rumah sakit Anglikan di Jalur Gaza pekan lalu bisa dianggap sebagai fitnah yang didasarkan atas kebencian terhadap Yahudi.

Ledakan pada 17 Oktober itu menjadi salah satu insiden yang paling diperdebatkan selama berlangsungnya konflik Israel-Palestina, yang kini memasuki pekan ketiga.

Kelompok Hamas Palestina mengatakan bahwa Israel menyerang rumah sakit tersebut dari udara. Namun, Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket Hamas yang jatuh usai diluncurkan.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 471 orang tewas dalam peristiwa itu, tetapi seorang pejabat Israel mengatakan jumlah korban jiwa ada "beberapa puluh" saja.

"Saya benar-benar tidak tahu berapa banyak warga sipil yang ada (di RS itu). Saya sudah mendengar begitu banyak angka," kata Uskup Agung Welby saat ditanya apakah selama kunjungannya di Yerusalem dia bisa memastikan jumlah korban.

"Yang saya katakan kepada orang-orang secara terbuka adalah: 'Jangan menganggap itu Israel. Kalian tak memiliki bukti bahwa itu Israel. Banyak orang telah memperjelas kasus tersebut bahwa itu bukan (Israel). Setidaknya, jangan mulai menyebarkan fitnah darah lagi'," katanya.

"Fitnah darah" (blood libel) adalah istilah di Inggris yang merujuk pada tuduhan bahwa orang-orang Yahudi membunuh anak-anak Kristen dan menggunakan darah mereka dalam ritual keagamaan.
 

Sumber: Reuters

Baca juga: Israel mengaku hancurkan gereja dalam pengeboman Gaza

Baca juga: Trudeau enggan tunjuk pihak yang bom rumah sakit di Gaza

Serangan udara Israel ke RS di Gaza tewaskan 500 orang

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023