Supaya tidak terus-menerus mikro tapi bisa membesar syukur-syukur produknya bisa bertarung, dengan produk-produk global
Kabupaten Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Bandung untuk mendampingi UMKM dengan tujuan meningkatkan kualitas produksi dan kapasitas usaha pelaku UMKM.

"Supaya tidak terus-menerus mikro tapi bisa membesar syukur-syukur produknya bisa bertarung, dengan produk-produk global," kata Teten di Gedung PLUT Kabupaten Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin.

Pendekatan yang digunakan di fasilitas tersebut, kata Teten, bukanlah dengan memberi pelatihan-pelatihan oleh EO dengan pengajar ASN, tapi dengan metode inkubasi.

"Jadi kita memilih telur yang baik, dierami dan setelah menetas dibesarkan dengan diberi makan yang baik. Hanya dengan cara itu kita melahirkan pebisnis. Jangan dibiarkan UMKM autopilot tanpa bimbingan," ucapnya.

Karena autopilot, Teten menyebut bahwa saat ini yang terjadi adalah persaingan usaha antar UMKM sehingga menghambat pertumbuhan mereka sendiri.

"Di mana-mana bikin keripik, akik, batik, bakso, warung, di Jakarta dari 100 rumah 25 jualan bakso, itu siapa yang belanja, itu tidak boleh terjadi," katanya.

Dengan PLUT ini, Teten menjelaskan usaha dari UMKM tersebut diarahkan jenis usaha dan bisnisnya sesuai dengan potensi daerahnya sehingga kompetisinya tidak terlalu tajam.

"Lalu juga harus dibantu bagi mereka setelah mereka berbisnis bagaimana mereka mengakses pembiayaan mengembangkan produknya, packaging nya bagus, sehingga usahanya kemudian berkembang. Jadi tempat ini kaya inkubator lah, pendampingan terus menerus yah, sampai mereka betul-betul bisa tumbuh dan berkembang, dan produknya unggul," ucapnya.

Karena, menurut Teten, semua daerah punya keunggulan masing-masing, sehingga semua tidak perlu seragam di setiap daerah.

"Tadi saya sudah lihat di soft casing produknya sudah banyak produk yang unggul, baik yang produk fashion bahkan menurut saya sudah bisa bersaing di global. Termasuk juga tadi produk kuliner, makanan, juga yang sudah sekelas Eropa," ucapnya.

Kementerian sendiri, kata Teten, hingga saat ini telah membangun 87 PLUT di semua daerah, disesuaikan dengan kebutuhan UMKM di daerah tersebut, tinggal dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya.

"Saya liat masih ada kemasan yang masih jelek dan biasanya mereka sulit mengakses kemasannya kan, nah nanti kita siapkan. Karena kami juga ada rumah produksi bersama, itu pabrik modern tempat maklon. Jadi dengan dua pendekatan itu mudah-mudahan nanti akan muncul lah UMKM-UMKM yang produknya bisa bersaing dengan industri," katanya.

Untuk pengelola, Teten mengharapkan pemerintah Kabupaten Bandung bekerja sama dengan komunitas, terutama anak-anak muda sehingga fasilitas ini bisa digunakan sebagai tempat bereksperimen dan saling tukar menukar ide dan lainnya.

"Jadi seperti co-working space, saya lihat di banyak negara yang berhasil itu justru kayak ada enterpreuner punya tempat seperti ini. Para pelaku usaha ketemu segala macam, dan akhirnya menemukan ide-ide bisnis bahkan kolaborasi bisnis dan lainnya," katanya.

Direplikasi daerah lain

Di lokasi yang sama, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa PLUT ini sebagai wujud nyata dari komitmen pemerintah untuk memajukan sektor UMKM serta koperasi di wilayah Kabupaten Bandung dan di Jawa Barat dengan memberikan pelayanan terpadu kepada pelaku usaha, membantu dalam pengembangan usaha dan memberikan pelatihan yang sangat dibutuhkan.

"Tentunya kami berharap di kabupaten kota lain di Jawa Barat akan hadir PLUT ini dan mungkin nanti bisa mereplikasi apa yang telah dilakukan oleh Kabupaten Bandung diadopsi modal serupa dan model serupa dalam mendukung para pelaku usaha lokal," ucapnya.

Bey meyakini bahwa PLUT ini akan menjadi pusat yang dinamis, yang tidak hanya memungkinkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membantu pelaku usaha beralih dari sektor informal ke sektor formal.

"Tentunya dengan dukungan dari Kementerian KUKM ini nanti banyak pengusaha yang akan lebih berhasil lagi lebih Global lagi dan kita berharap akan memberikan akses pasar yang di luar meningkatkan produktivitas serta memberikan nilai tambah pada produk-produk mereka," katanya.

"Semoga peresmian PLUT ini menjadi awal yang gemilang dalam menggerakkan roda ekonomi di Kabupaten Bandung khususnya dan juga Jawa Barat pada umumnya," katanya.

Berdasarkan catatan dari Pemkab Bandung, Gedung PLUT ini berdiri di atas lahan seluas 5.568 meter persegi dengan luas bangunan seluas 926,2 meter persegi.

Pembangunan Gedung PLUT Kabupaten Bandung ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2022 selama 180 hari kalender, dengan biaya sebesar Rp6,7 miliar yang terdiri dari tiga sumber anggaran yang pertama dana alokasi khusus pembangunan fisik Rp3,7 miliar, dana insentif daerah sebesar Rp2,45 miliar, dana APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp448 juta di luar tanah.

Untuk memaksimalkan peran dan fungsi lembaga PLUT tersebut, Pemkab Bandung sudah melakukan beberapa kolaborasi dengan stakeholder yakni dengan Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Winaya Mukti tentang digitalisasi, Universitas Pasundan tentang literasi keuangan, Bandung kunafe untuk pemasaran produk, Parto ID pemasaran online, kemudian juga PT Pegadaian dan mitra yang berkaitan dengan pemasaran produk.

Baca juga: Dinas KUMKM Lampung: Maksimalkan PLUT mendukung UMKM naik kelas

Baca juga: Teten minta peran PLUT-KUMKM dioptimalkan untuk akselerasi kelas UMKM

Baca juga: Wapres resmikan secara serentak enam PLUT KUMKM

Baca juga: Teten sebut pembangunan PLUT kucurkan dana total Rp127,6 miliar

 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023