Istanbul (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyeru penghentian aksi protes massa terhadap pemerintahannya pada Jumat dan mendesak pendukungnya "pulang" setelah menggelar unjuk kekuatan besar menyambut kepulangannya dari luar negeri.

Sambil melambai-lambaikan bendera Turki dan meneriakkan "Kami akan mati untuk Anda, Erdogan" dan "Mari kita hancurkan mereka semua", pendukung utama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) menggelar unjuk kekuatan pertama mereka setelah banyak diam selama tujuh hari demonstrasi anti-pemerintah di seluruh negeri.

"Saya menyeru penghentian segera demonstrasi, yang telah kehilangan mandat demokratis dan berubah menjadi vandalisme," kata Erdogan dalam pidato di bandara Istanbul sekembali dari Afrika Utara yang disambut sorak-sorai kerumunan massa.

Diapit oleh istri dan para menteri pemerintah, Erdogan memuji para pendukungnya yang menahan diri dalam beberapa hari terakhir, namun menekankan bahwa ia hanyalah "hamba" dari setiap warga di negaranya.

"Anda tetap tenang, matang dan menunjukkan akal sehat," katanya seperti dikutip AFP.

"Kita semua akan pulang dari sini ... Anda bukan tipe orang-orang yang memukul belanga-belanga dan panci-panci di jalanan."

Sebelumnya, puluhan ribu demonstran anti-pemerintah kembali melakukan aksi di seluruh negeri untuk menyerukan pengunduran diri perdana menteri.

Kerusuhan nasional ini dipicu oleh kemarahan terhadap apa yang demonstran lihat sebagai tumbuhnya otoritarianisme Erdogan.

Erdogan sejauh ini menanggapi pembangkangan itu sebagai tantangan terbesar selama sepuluh tahun pemerintahannya.

Berbicara di Tunis menjelang kembali, Erdogan menegaskan klaim bahwa para ekstrimis dan agitator asing yang harus disalahkan atas kekerasan di negerinya.

"Di antara para demonstran, ada ekstremis, beberapa dari mereka terlibat dalam terorisme, termasuk beberapa yang berada di Taksim Square di mana masalah itu pecah pekan lalu," katanya kepada wartawan.

Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013