Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan proyek infrastruktur digital Hot Backup Satellite (HBS) atau satelit cadangan untuk SATRIA-1 dihentikan bukan karena adanya rencana perusahaan satelit milik Elon Musk, Starlink beroperasi di Indonesia.

Proyek itu murni disetop karena Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo mengkaji dan menilai bahwa HBS tidak tepat untuk menjadi solusi konektivitas digital bagi masyarakat di Indonesia.

"Sebelum Satgas mengeluarkan keputusan, sebenarnya BAKTI Kominfo juga sudah duluan melakukan kajian. Seberapa visible itu HBS untuk Indonesia, hasilnya disampaikan ke Satgas dan akhirnya disepakati untuk diterminasi karena persoalan anggaran dan manfaat di masa depan," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kemenkominfo Usman Kansong di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dijadwalkan meluncur akhir tahun, proyek satelit HBS dihentikan

Menurut Usman anggaran yang terlalu besar yakni Rp5,2 triliun menjadi faktor paling dominan yang membuat HBS dihentikan.

Selain itu, Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) juga sukses meluncur dan tengah menuju orbit sehingga rasanya tidak membutuhkan cadangan karena tidak mengalami anomali.

"Nah kami kan masih butuh anggaran lain ya untuk kelanjutan SATRIA-1, setelah dia berhasil sampai orbit masih ada anggaran perawatan dan lain-lain. Itu pun membutuhkan anggaran yang besar," kata Usman.

Sebelumnya, pada Jumat (19/10), Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengabarkan proyek satelit Hot Backup Satellite (HBS) saat ini dalam status dihentikan pengerjaannya.

Budi mengatakan keputusan itu diambil oleh Satgas BAKTI Kominfo yang juga bertanggung jawab dalam penyelesaian pembangunan 5000 Base Transceiver Station (BTS) untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Baca juga: BAKTI Kominfo jelaskan alasan penghentian proyek satelit HBS

BAKTI Kominfo, dalam pernyataan resminya Jumat malam, juga mengungkapkan salah satu alasan penghentian proyek satelit HBS dilakukan seiring telah berhasilnya peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) di Florida, Amerika Serikat, 18 Juni lalu.

“Dengan keberhasilan peluncuran tersebut, anggaran HBS akan direalokasikan untuk prioritas perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional. Hal tersebut mengingat pentingnya BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan target-target inklusi digital,” tulis pernyataan BAKTI Kominfo. 

Baca juga: Usai SATRIA-1, satelit HBS meluncur akhir 2023
Baca juga: Menkominfo optimistis operasi komersial HBS sesuai jadwal

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023