Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (23/10) secara terpisah menemui para pemimpin kelompok Yahudi, Arab, dan Palestina-Amerika di AS, di tengah konflik antara Israel dan militan Palestina Hamas di Timur Tengah, kata Deplu AS.

Upaya menjangkau beragam komunitas oleh Blinken dilakukan di tengah ketakutan dan peringatan akan meningkatnya Islamofobia, antisemitisme dan ancaman anti-Palestina serta ujaran kebencian di Amerika Serikat akibat perang di Timur Tengah.

Presiden Joe Biden meminta warga AS untuk mengecam sentimen semacam itu dalam pidatonya di Ruang Oval pada Kamis malam.

Blinken pada Senin “mengecam keras insiden rasis, antisemit, Islamofobia, dan anti-Palestina,” dan “menggarisbawahi bahwa kebencian tidak memiliki tempat di Amerika atau di mana pun,” kata Deplu.

Dalam pertemuan tersebut, Blinken mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menyebabkan 1.400 orang tewas dan menegaskan kembali “komitmen kuat” Amerika Serikat terhadap keamanan Israel, kata Deplu.

Deplu menambahkan bahwa dalam pertemuan tersebut, Blinken menjelaskan bahwa Washington mendukung “rakyat Palestina dan solusi dua-negara dan menegaskan kembali bahwa Hamas tidak mewakili rakyat Palestina.”

Israel telah membombardir Gaza yang dikuasai Hamas dengan serangan udara besar-besaran yang telah menewaskan lebih dari 5.000 warga Palestina, kata pejabat setempat di Gaza.

Gaza, wilayah sepanjang 45 km yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang, telah dikelola secara politik sejak 2007 oleh Hamas, sebuah kelompok militan yang didukung Iran, tetapi menghadapi blokade dari Israel.

Departemen Kehakiman AS telah memantau peningkatan laporan ancaman terhadap komunitas Yahudi, Muslim, dan Arab.

FBI mengatakan awal bulan ini bahwa mereka sedang menyelidiki kematian penikaman Wadea Al-Fayoume, seorang anak Muslim berusia 6 tahun, di Illinois sebagai kejahatan rasial.

Pihak berwenang mengatakan anak laki-laki dan ibunya tersebut telah menjadi sasaran penikaman karena mereka adalah warga Amerika keturunan Palestina.

Pekan lalu, pihak berwenang mendakwa seorang pria asal Carolina Utara karena diduga mengirimkan pesan ancaman kepada sebuah organisasi Yahudi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Hamas sebut pemadaman listrik di RS Indonesia kejahatan kemanusiaan
Baca juga: RI serukan gencatan senjata di Gaza, desak Israel akhiri pendudukan

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023