Hangzhou, China (ANTARA) - Kepala pelatih tim Para atletik Indonesia Slamet Widodo mengatakan pertandingan demi pertandingan yang diikuti oleh atlet-atlet asuhannya merupakan upaya untuk mematangkan perjalanan mereka menuju Paralimpiade 2024 Paris.

"Karena jam terbang itu penting, selain buat mengumpulkan poin kualifikasi (Paralimpiade 2024 Paris), juga mematangkan mereka, mental mereka, agar terus siap," kata Slamet kepada ANTARA saat ditemui di Huanglong Sports Centre Stadium, China, Rabu.

Adapun Asian Para Games 2022 Hangzhou merupakan salah satu turnamen penting dalam perburuan poin dan tiket menuju Paralimpiade tahun depan.

Setelah Asian Para Games Hangzhou, akan ada sejumlah kejuaraan seperti IWAS World Games 2023 di Thailand, serta Kejuaraan Dunia Para Atletik di Kobe, Jepang, pada tahun depan.

"Event berikutnya ada di Thailand, sementara tahun depan ada di Kobe. Masih ada peluang untuk mendapatkan kuota yang mudah-mudahan banyak," kata Slamet.

Di sisi lain, Slamet menilai penampilan tim Para atletik Indonesia selama tiga hari penyelenggaraan Asian Para Games edisi keempat ini berjalan baik. Sejauh ini, Skuad Garuda telah mengoleksi setidaknya tiga emas, dua perak, dan dua perunggu.

"Untuk Para atletik, kita secara keseluruhan memiliki target empat emas, lima perak, dan empat perunggu. Mudah-mudahan nanti kita bisa mencapai target itu," kata Slamet.

"Untuk atlet secara keseluruhan juga bagus, meski ada yang belum mendapatkan medali, tapi dari catatan waktunya bagus. Mereka memecahkan rekor pribadinya," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Saptoyogo antisipasi persaingan sengit di nomor 100 m T37 putra

Lebih lanjut, Slamet mengatakan anak-anak asuhannya masih memiliki peluang merebut medali di nomor-nomor unggulan.

Namun, harapan Indonesia untuk menambah emas dari Kharisma Evi Tiarani sedikit memudar. Evi yang seharusnya berlomba di nomor lari 100 m T44/T64 harus digeser ke nomor T42/T63 karena tidak ada peserta di kategori T44/T64.

"Karena di kategori T44/T64 yang harus diikuti Kharisma Evi tidak ada peserta jadi nomor lombanya ditiadakan. Kami sangat menyayangkan keputusan itu karena Kharisma Evi diunggulkan untuk mendapat medali emas," kata Slamet.

"Evi bertanding di nomor lain T42/T63 yang disabilitas atlet-atletnya lebih ringan dibandingkan Evi. Kondisi itu membuat peluang Evi meraih emas semakin berat," imbuhnya.

Baca juga: Jaenal segera fokus ke pengejaran tiket kualifikasi Paralimpiade
Baca juga: Saptoyogo kembali raih emas dan pecahkan rekor Asian Para Games

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023