Tripoli (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Darat Libya Jendral Yusef al-Mangoush mengundurkan diri Minggu setelah kerusuhan mematikan di Benghazi, kata sejumlah anggota Kongres Umum Nasional (GNC), badan politik tertinggi di negara itu.

"Kepala staf mengajukan pengunduran dirinya yang telah disetujui kongres," kata anggota GNC Abdullah al-Gmati.

Seorang anggota lain kongres itu memastikan bahwa pengunduran diri Mangoush telah disetujui melalui pemungutan suara di GNC.

Gmati juga mengatakan, GNC memberi pemerintah waktu dua pekan untuk melaksanakan rencana pembubaran kelompok-kelompok bersenjata dan menyatukan anggota mereka ke dalam pasukan keamanan reguler.

Pengunduran diri Mangoush dilakukan sehari setelah bentrokan-bentrokan mematikan antara mantan pemberontak dan demonstran anti-milisi di kota Benghazi, Libya timur, yang menewaskan sedikitnya 31 orang dan mencederai lebih dari 100.

Bentrokan meletus Sabtu setelah puluhan demonstran, beberapa diantaranya bersenjata, berusaha memaksa kelompok brigade kuat "Perisai Libya" keluar dari barak mereka di Benghazi, kata seorang wartawan AFP.

Mereka mengepung markas itu dan mendesak pasukan keamanan reguler campur tangan dan mereka menyatakan ingin terbebas dari milisi bersenjata di kota itu.

Anggota-anggota "Perisai Libya" sebagian besar adalah pemberontak yang memerangi Muamar Gaddafi pada 2011 dan secara resmi kini berada di bawah kendali kementerian pertahanan.

Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Gaddafi.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.

NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober.

Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.

Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu, termasuk serangan mematikan pada September terhadap Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar Chris Stevens dan empat warga lain Amerika.
(M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013