Jakarta, (ANTARA News) - Danau Sunter Jakarta Utara yang dilengkapi pompa air telah tercemar limbah rumah tangga dan industri rumah tangga, dengan air yang berwarna hijau pekat dan gatal bila terkena di kulit. "Saluran pembuangan sebagian kawasan Sunter Jaya berada di danau Sunter. Limbah rumah tangga dan industri tempe semua dibuang kemari," kata salah seorang warga Sunter Jaya, Tohari, di Jakarta, Kamis (13/7). Saat musim kemarau, volume air danau menurun dan tampak menjadi lebih pekat. Tetapi saat musim hujan air danau tidak begitu tampak hijau. "Kalau musim hujan airnya agak kuning dan tidak gatal. Karena air dipompa ke sungai maka air jadi lebih bersih. Berbeda dengan danau Sunter seberang yang letaknya di depan Hotel Sunter, airnya jernih dan banyak ikan," katanya. Ikan menjadi salah satu indikator bahwa air sungai tidak tercemar karena biota sungai itu dapat hidup. Danau Sunter dibuat sebagai penampungan air dan pengendalian banjir. Menurut keterangan warga Sunter Jaya, kawasan di sekitar danau tidak pernah banjir. Danau ini kini dimanfaatkan untuk olahraga dayung yang diperuntukkan baik untuk umum maupun instansi melalui izin Suku Dinas Olahraga Jakarta Utara. Sejak 2006, jumlah pengunjung umum yang memanfaatkan danau untuk olahraga dayung makin menurun. Meskipun tidak mengetahui pasti alasan menurunnya minat masyarakat, Saiful pengurus tempat itu berharap danau kembali berfungsi. "Sekarang sepi sekali hampir tidak ada orang umum, dulu tempat ini selalu ramai anak-anak muda yang hobi mendayung saat Sabtu dan Minggu. Sekarang hanya dipakai marinir untuk latihan pada hari kerja," katanya. Ia mengatakan kemungkinan masyarakat enggan mendayung lagi karena kualitas air yang buruk. Menurutnya orang-orang yang terbiasa mendayung di danau Sunter terbiasa dengan kualitas air tetapi bagi yang tidak akan mengalami masalah kulit. "Yang kulitnya sensitif lebih baik mendayung di saat musim hujan saja, kalau musim kemarau kemungkinan akan gatal-gatal," katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006