Dalam jangka panjang, terdapat peluang untuk pengembangan fasilitas tenaga surya, panas bumi
Jakarta (ANTARA) - Indonesia berkomitmen untuk mencapai Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050 atau lebih cepat dalam percepatan transisi energi.

"Dalam jangka panjang, terdapat peluang untuk pengembangan fasilitas tenaga surya, panas bumi," kata Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan saat Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia menggelar konferensi dengan tema “Jalan menuju Indonesia Sejahtera – Didukung oleh Energi Terbarukan”. Konferensi ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di sektor energi, mulai dari pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta hingga masyarakat sipil.

Dikatakan Ego, peluang pengembangan transisi energi juga dengan fasilitas tenaga air, nuklir, dan hidrogen hijau, karena pembangkit listrik tenaga batu bara akan dihentikan sepenuhnya pada tahun 2058.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Vivi Yulaswati mengatakan kebijakan Ekonomi Hijau dan Net Zero merupakan kunci penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Indonesia.

"Pembiayaan yang ramah lingkungan, seperti pajak karbon dan penetapan harga karbon akan menjadi instrumen-instrumen utama dalam implementasinya,” katanya.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudho Dwinanda Priaadi menyoroti cara Indonesia mengoptimalkan ketersediaan dan jangkauan energi terbarukan, antara lain melalui program super grid yang memungkinkan untuk mengintegrasikan pulau-pulau di Indonesia ke dalam satu jaringan listrik nasional.

"Juga melalui konversi pembangkit listrik tenaga diesel menjadi baterai hibrida yang ramah lingkungan, kita akan dapat memasok listrik ke pulau-pulau terpencil dan daerah-daerah di luar jaringan listrik saat ini,” jelasnya.

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Denis Chaibi menyebutkan para pemimpin UE ingin melakukan transisi hijau secara lebih cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan ancaman terhadap ketahanan energi. Di samping itu, transisi energi di Eropa telah terbukti menjadi salah satu sumber lapangan kerja terbesar di masa depan.

Denis Chaibi menambahkan tim Eropa telah mengukuhkan komitmen senilai 2,4 miliar Euro untuk Kemitraan Transisi Energi yang Adil di Indonesia.

"Saat ini yang dibutuhkan adalah komitmen politik, ambisi, dan proyek yang tepat. Indonesia diberkati dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar dan UE berharap dapat membawa kemitraan UE-Indonesia ke tingkat berikutnya," katanya.

Para duta besar dan perwakilan dari enam negara anggota UE yaitu Jerman, Italia, Belanda, Polandia, Perancis, dan Denmark berbagi pengalaman serta kolaborasi negara masing-masing dengan Indonesia dalam hal transisi energi.

Perwakilan UE menegaskan kembali bahwa Uni Eropa dan negara-negara anggotanya siap memberikan dukungan dan bantuan komprehensif untuk memfasilitasi transisi energi di Indonesia.


Baca juga: Pelayaran Bahtera Adhiguna raih 2 penghargaan transisi energi dari DEN
Baca juga: Indonesia undang Eropa berinvestasi di sektor ekonomi hijau

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023