Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan 
masyarakat perlu memperkuat Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap cacar monyet (monkeypox) di Jakarta.
 
"Kami terus mengingatkan dan mengajak seluruh masyarakat Jakarta untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dengan menerapkan PHBS untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit 'monkeypox'," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
 
Pola hidup yang dimaksud seperti rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit. Lalu lebih bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan reproduksi dan tidak berganti-ganti pasangan.
 
Selain itu, Dinkes DKI juga menyebutkan 
pentingnya masyarakat untuk aktif melaporkan masalah-masalah kesehatan di lingkungannya yang memerlukan penanganan dan perhatian khusus dari petugas kesehatan.

Baca juga: Dinkes DKI lacak kontak erat terduga untuk cegah cacar monyet meluas

​​​​​​Laporan tersebut dapat disampaikan melalui kader kesehatan, petugas Puskesmas setempat atau kanal-kanal pengaduan yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
 
Ani menjelaskan bahwa tanda dan gejala khas "monkeypox", yaitu apabila seseorang mengalami demam, nyeri tulang dan otot, lenting isi air atau luka pada kulit, adanya benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher atau lipatan paha.
 
Penularan tersebut akibat kontak erat kulit atau gesekan kulit penderita yang terdapat di lenting atau lesi dengan kulit orang yang semula sehat sehingga menyebabkan timbulnya mikrolesi pada kulit yang memudahkan virus masuk ke tubuh seseorang.
 
Dinkes DKI Jakarta melaporkan hingga Rabu (25/10) sebanyak 13 kasus positif cacar monyet ditemukan di Jakarta. Sembilan orang berstatus suspek atau terduga bergejala "mpox".

Baca juga: Legislator minta DKI sediakan sistem pantau identifikasi cacar monyet
 
Sebanyak 12 pasien positif "mpox" saat ini masih diisolasi di rumah sakit. Sedangkan satu orang lainnya telah dinyatakan sembuh.
 
Sebelumnya, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine menyebutkan vaksinasi cacar monyet untuk sementara ini hanya diberikan kepada orang yang memiliki kontak erat t
dengan orang yang sudah terkonfirmasi menderita cacar monyet.
 
"Vaksinasi hanya membantu untuk membatasi transmisi dan hanya diberikan kepada yang terpapar dan memiliki kontak erat, bukan kepada masyarakat luas," katanya saat ditemui di Kantor Kemenkes di Jakarta, Selasa (24/10).
 
Selain itu, Kemenkes juga melakukan kerja sama dengan sejumlah organisasi pemerhati komunitas LSL (lelaki suka lelaki) dan biseksual, sebagaimana diketahui sebelumnya enam kasus aktif yang berada di Indonesia terjadi kepada orang yang memiliki orientasi biseksual.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023