Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel bekerja sama dengan think tank Italia, Competere, dan Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) mengelar diskusi untuk mengamankan perdagangan komoditas minyak sawit yang terdampak Regulasi Deforestasi Uni Eropa.

Dalam keterangan tertulis KBRI Brussel di Jakarta, Jumat, diskusi bertajuk “Palm Oil Global Community Meeting on the Adoption of the EUDR and Consumers’ Perception” itu diselenggarakan di KBRI Brussel, Belgia, pada 24 Oktober 2023.

Diskusi itu bertujuan untuk mengumpulkan pandangan dari negara produsen, importir, maupun asosiasi bisnis di Eropa yang terkait langsung dengan komoditas minyak sawit yang terdampak Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR) jelang penerapannya pada kuartal keempat 2024 dan kuartal pertama 2025.

“Waktu sudah sangat pendek. Regulasi memang berlaku pada awal 2025, namun pada pertengahan 2024 produk sawit Indonesia yang akan diekspor ke Uni Eropa sudah harus patuh pada regulasi EUDR karena proses administrasi dapat memakan waktu 5-6 bulan,” kata Sekretaris Jenderal CPOPC, Rizal Affandi Lukman.

Disebutkan bahwa diskusi tersebut juga merupakan salah satu rangkaian kegiatan kunjungan kerja CPOPC ke Italia, Belanda dan Belgia untuk meninjau persiapan implementasi EUDR.

EUDR akan melarang masuk tujuh produk komoditas yang dituding menyebabkan deforestasi setelah 30 Desember 2020 ke pasar Uni Eropa, kecuali lolos berbagai proses uji kelayakan. Adapun produk komoditasnya adalah kelapa sawit, kayu, kopi, kakao, karet, kedelai dan sapi ternak.

Sejauh ini kebijakan EUDR belum dilengkapi implementing act yang memungkinkan Uni Eropa dapat secara penuh menerapkan ketentuan-ketentuan bebas deforestasi pada tujuh komoditas pertanian tersebut.

Bagi Indonesia dan negara lainnya, alih-alih memajukan isu lingkungan, beberapa pihak di kalangan bisnis internal Eropa sendiri menilai ketidakjelasan implementasi teknis regulasi deforestasi dapat mendisrupsi perdagangan produk-produk pertanian Indonesia, terutama sawit berkelanjutan, demikian pernyataan tersebut.

Ambisi EUDR untuk ‘membersihkan’ rantai pasok Uni Eropa dari komoditas penyebab deforestasi dinilai belum memiliki teknis implementasi yang jelas, sehingga menyebabkan kekhawatiran baik dari negara produsen maupun industri Eropa yang bergantung pada minyak sawit Indonesia.

Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa Andri Hadi menilai interaksi yang terus dilakukan antar pihak yang berkepentingan dalam isu EUDR di Brussel sangat strategis, terutama dalam mengantisipasi aturan pelaksanaan EUDR.

“Negara produsen seperti Indonesia, sangat mengharapkan agar teknis implementasi EUDR dapat mengakomodasi kepentingan negara-negara produsen, yang terdampak regulasi EUDR,” katanya.

Perwakilan pemerintah Brazil, Guatemala, Kolombia, Malaysia, Nigeria dan Thailand turut hadir dalam acara tersebut. Meski tidak semuanya memproduksi minyak sawit, namun negara-negara itu memiliki perhatian yang sama terhadap dampak negatif EUDR terhadap komoditas utama masing-masing seperti kopi, kakao, dan karet, lanjutnya.

Sementara itu, Presiden dan Co-Founder Competere, Pietro Paganini menyampaikan bahwa diskusi Palm Oil Global Community berupaya menampung pandangan sekaligus menjembatani diskusi para aktor yang bakal terdampak EUDR.

Sejumlah asosiasi bisnis kelapa sawit dari Belgia, Belanda, Italia dan negara lain turut hadir secara daring maupun luring.

Salah satu poin yang mencuat dalam diskusi tersebut yakni harmonisasi pelaksanaan EUDR yang dianggap tidak mudah karena melibatkan 27 negara dan juga mengenai perlunya periode adaptasi guna mengarahkan EUDR agar menjadi regulasi yang solutif dan tidak cenderung punitif, seperti dikutip. Partisipasi yang cukup luas dan beberapa pandangan maupun kekhawatiran yang cenderung sama dari berbagai pihak pada diskusi tersebut mengirimkan mengirimkan sinyal kuat kepada Uni Eropa untuk segera melakukan langkah tindak lanjut dalam implementasi regulasi EUDR.

Ketidakjelasan implementasi EUDR akan semakin berisiko terhadap hubungan dagang antara Uni Eropa dengan negara-negara mitranya dan risiko terburuknya berpotensi membuat para petani kecil terkucil dari rantai pasok global.

Baca juga: Pemerintah siapkan berbagai strategi guna hadapi EUDR
Baca juga: Kemenperin sebut saat ini ada 179 jenis hilirisasi kelapa sawit
Baca juga: Industri kelapa sawit RI serap 16,2 juta tenaga kerja pada 2022

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023