Kabul (ANTARA News) - Sedikitnya 17 orang meninggal dan hampir 40 orang lain menderita luka-luka akibat ledakan bom di depan gedung Mahkamah Agung di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Selasa, kata sumber-sumber di kepolisian.

Ledakan bom itu diduga kuat dilakukan oleh seorang tersangka pembom bunuh diri di sebuah mobil yang meledakkan bom dekat dengan beberapa minibus yang membawa staf Mahkamah Agung pulang, kata mereka, lapor Reuters.

Inilah serangan berskala besar kedua di Kabul yang diklaim oleh Taliban dalam dua hari terakhir. Pada Senin, tujuh militan, termasuk dua pelaku bom bunuh diri, mengepung bandar udara utama Kabul selama empat jam sebelum mereka dibunuh.

Serangan pada Selasa tampaknya untuk memberi tahu kesiapan Taliban menyasar warga sipil, khususnya para pejabat pengadilan, yang mereka pandang sebagai kepanjangan tangan pemerintahan Presiden Hamid Karzai dukungan Barat.

Pada April, pria-pria bersenjata Taliban membunuh 14 orang di halaman pengadilan utama di Provinsi Farah, Afghanistan barat. Seorang juru bicara Taliban mengatakan mereka telah mengirim beberapa peringatan kepada staf pengadilan memberitahu mereka supaya jangan bekerja di sana.

Bom yang meledak Selasa merusak tiga minibus yang biasa menjemput dan membawa pulang staf Mahkamah Agung, kata juru bicara kepolisian Kabul Hashmat Stanekzai.

Mobil penyerang itu diparkir di jalan dekat kompleks mahkamah dan meledak ketika mobil-mobil itu melintas, kata polisi.

Seorang saksi mata Reuters melukiskan dirinya melihat satu minibus rusak sekitar 30 meter dari tempat pusat ledakan. Kemudian saksi mata itu melihat polisi membawa dua jasad dari kawasan yang sama.

Gedung Mahkamah Agung itu terletak sekitar 500 meter dari pintu masuk kedutaan besar Amerika Serikat yang dijaga ketat, dan ledakan bom itu terdengar di beberapa kedutaan, memicu bunyi tanda bahaya di sejumlah kedutaan.

Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu dalam surat elektronik yang dikirim oleh juru bicaranya Zabihullah Mujahid.

"Pengebom di satu mobil beraksi dan ledakan bom bunuh diri menewaskan hingga 50 penuntut hukum dan pekerja lain," kata Mujahid, dengan menambahkan pengebom menyasar empat minibus yang membawa pulang para pegawai.

Taliban biasa melebih-lebihkan detil dan jumlah korban yang tewas dalam serangan-serangan yang mereka lakukan.

Serangan itu terjadi pada hari sama ketika wakil Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan, Jan Kubus, mengeritik Taliban dan kelompok-kelompok pemberontak karena dipersalahkan atas naiknya korban di pihak sipil dalam enam bulan pertama tahun ini.

Sebanyak 3.092 warga sipil tewas atau cedera antara 1 Januari dan 6 Juni tahun ini. Angka ini 24 persen lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu, kata Kubis. (M016) 

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013