Tokyo (ANTARA) - Forum Lingkar Pena Jepang terus menggiatkan dakwah literasi yang berkeadaban melalui karya-karya anggota di bumi Sakura.

“Visi dan misi FLP Jepang secara umum mungkin dengan FLP di Indonesia, yakni memajukan literasi berkeadaban tetapi untuk di Jepang sendiri mungkin kita punya misi dakwah literasi untuk masyarakat Jepang,” kata Ketua FLP Jepang Dian Novitasari dalam acara Pena Festival di Tokyo, Sabtu.

Menurut Dian, tingkat literasi di Jepang terbilang tinggi, tetapi dengan adanya karya-karya dari FLP Jepang dapat mengarahkan lebih kepada kebaikan.

“Kita arahkan lagi untuk menjadi duta yang membawa kebenaran untuk kebaikan meskipun langkah-langkah kita ini masih terhitung kecil, tetapi kita tetap berusaha,” katanya.

Dia menambahkan FLP Jepang juga hadir untuk menyajikan karya dengan informasi yang akurat serta kontekstual sesuai dengan kondisi sebenarnya di negara tersebut, terutama masyarakat Indonesia.

Dian menyebutkan tantangan yang dihadapi saat ini adalah anggota yang terpencar di sejumlah wilayah Jepang serta sempat mengalami hibernasi yang cukup panjang dan terhalang pandemi COVID-19.

Cikal bakal FLP Jepang bermula dari penulisan buletin Persatuan Mahasiswa Muslim Jepang 19 tahun silam.

Terhitung sejak 2020, anggota FLP Jepang berjumlah 71 orang yang tersebar dari wilayah utara, Hokkaido, hingga wilayah selatan, Fukuoka.

Baca juga: FLP Hongkong Gelar Workshops dan Diskusi Sastra

Menurut dia, cukup sulit untuk mengumpulkan anggota secara langsung guna merumuskan ide untuk menghasilkan karya-karya selanjutnya.

Meski demikian, organisasi literasi itu aktif di berbagai kegiatan daring, seperti Senandika, yakni kegiatan menulis bulanan terkait tema tertentu dan diulas oleh sesama penulis.

Selain itu, mereka membahas soal-soal Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI), mempromosikan karya-karya diaspora lewat Market Day, serta berbagai ilmu terutama tentang kepenulisan melalui Pena Labo dan berbagai pelatihan menulis karya fiksi maupun non-fiksi.

Beberapa karya anggota FLP Jepang, di antaranya antologi Uniknya Budaya Negeriku, Jepang Ternyata…, Bunda Sakura, Jepang Jalan menuju Baitullah, Berdama dengan Pandemi dan sebagainya.

Salah satu pencapaian terbesar forum itu adalah diangkatnya buku antologi La Tahzan for Students ke layar lebar pada 2013.

Saat ini, Dian mengatakan pihaknya ingin menggandeng warga asli Jepang untuk terlibat dalam kegiatan FLP Jepang.

Karya-karyanya pun mulai ditulis dalam dua bahasa, yakni bahasa Inggris dan Jepang maupun bahasa Indonesia dan Jepang.

Ke depannya, dia berharap FLP Jepang dapat menerbitkan dan mempublikasikan buku di Jepang agar lebih efektif dan efisien sebab selama ini sebagian besar masih dicetak di Indonesia.

“Inginnya ada penerbitan dari Jepang agar less carbon. Kalau kita cetak dan publikasikan di Indonesia dan dikirim ke Jepang, karbonnya mondar-mandir saja gitu. Mungkin digital juga via e-book agar biar paperless,” katanya.

Baca juga: Tokoh muda Muslim Jepang: Dakwah terpenting lewat perilaku

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023