Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Daryono menyampaikan bahwa gempa dengan magnitudo 5,2 yang terjadi di barat daya Kota Bengkulu pada Minggu pukul 07.56 WIB disebabkan oleh adanya aktivitas deformasi batuan.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (zona megathrust)," katanya.

Ia mengatakan bahwa pusat gempa bumi itu berada di laut pada kedalaman 29 km di koordinat 4,36 Lintang Selatan dan 101,99 Bujur Timur, sekira 69 km arah barat daya Kota Bengkulu.

Menurut dia, gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Ia menyampaikan bahwa gempa bumi dirasakan di Kota Bengkulu pada skala intensitas III MMI, getarannya dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan ada truk berlalu.

Gempa bumi juga dirasakan di daerah Kepahiang pada skala intensitas II MMI, getarannya dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Menurut hasil pemantauan BMKG, Daryono mengatakan, hingga pukul 08.20 WIB tidak ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa dengan magnitudo 5,2 yang terjadi pada pukul 07.56 WIB.

BMKG mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Baca juga:
Subduksi lempeng Indo-Australia picu gempa M5,3 Pantai Barat Bengkulu
BMKG catat 270 kali kejadian gempa bumi di Bengkulu

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023