Kata kuncinya, menyerang dan menyerang. Jepang juga mengembangkan pola serangan balik yang cepat.
Jakarta (ANTARA News) - "Ducis in consilio posita est virtus militum" (ketangguhan para prajurit terletak kepada komando pemimpinnya), demikian nukilan petuah Latin klasik sebagai pembuka tirai untuk menjelaskan teks berjudul skuad Samurai Biru di bawah arahan pelatih kawakan asal Italia.

Sebagai pemimpin, Alberto Zaccheroni menyempurnakan, Takeshi Okada menyiapkan. Di bawah arahan Okada, talenta-talenta muda Jepang dipoles untuk diparipurna oleh Zaccheroni sebagai pasukan yang siap duel di ajang Piala Dunia Afrika Selatan 2010.

Kolaborasi dua pelatih akhirnya berbuah, salah satunya melaju ke Piala Konfederasi 2013.

Ingin mencontoh sebuah kolaborasi, silakan membaca dan mencamkan kisah Paman Gober bersama tiga sekawan Kwak, Kwik, dan Kwek. Dikisahkan bahwa Paman Gober bebek terkaya di dunia, tetapi ia tidak mudah berpisah dengan onggokan uangnya. Kwak menyodorkan brosur rencana berkemah kepada pamannya.

Gayung bersambut, dan Paman Gober berkata, "Kelihatannya seperti membuang-buang uang yang selama ini kuperoleh dengan susah payah." Sang bebek tua berkeberatan. Kwik dan Kwek mengutarakan prakarsa. "Tapi...tapi kita bisa berkemah di bawah bintang-bintang," kata Kwik. "Dan masak di api unggun," kata Kwek pula.

Mata Paman Gober menyipit. Ia berbisik dalam hati, "Mereka ingin belajar tentang alam bebas, begitu?" Dan ia berujar, "Mari kita berkemah untuk bisa melihat bintang-bintang." Berbekal sebuah tenda, mereka akhirnya berangkat berkemah. Kreativitas tiga sekawan meluluhkan hati Gober.

Di bawah arahan Zaccheroni, tim Jepang disebut-sebut punya kreativitas menyerang dan kreativitas menghimpun pertahanan. Jepang mengerek panji sepak bola Asia sejak mengail kemenangan di Piala Asia 2011.

Pasukan Zac, begitu ia dipanggil, diperkuat dan digodok di kompetisi Eropa. Sebut saja, Keisuke Honda (CSKA Moskva), Shinji Kagawa (Manchester United), Makoto Hasabe (VFL Wolfsburg), Shinji Okazaki (VFB Stuttgart), Yuto Nagatomo (Internazionale Milan), Atsuto Uchida (FC Schalke 04) dan Eiji Kawashima (Standard Liege).

Soalnya sekarang, Jepang di ajang Piala Konfederasi 2013 ini berada di Grup A bersama dengan Brazil, Meksiko dan Italia. Dan Zac punya segudang pengalaman selama 27 tahun malang melintang di atmosfer sepak bola Italia.

Zac menuai sukses ketika membesut  AC Milan, Inter Milan, Lazio dan Juventus. Ia memenangi scudetto bersama Milan pada musim 1998-1999 dan membawa Jepang memenangi Piala Asia 2011.

Rapor Zac bisa dibilang oke. Mengemas 23 kali kemenangan, sembilan kali hasil imbang dan lima kalah, dari 37 laga, maka persentase kemenangannya mencapai 62,16 persen.

Zac mengandalkan formasi 4-2-3-1. Kata kuncinya, menyerang dan menyerang. Jepang juga mengembangkan pola serangan balik yang cepat. Intisari taktik Zac, melepas operan secara tepat sasaran, mengorganisasikan lini pertahanan, dan memiliki disiplin.

Pengalaman Yasuito Endo dan Yasuyuki Konno benar-benar dieksplorasi, sementara trio Shinji Kagawa, Keisuke Honda dan Shinji Okazaki diandalkan sebagai trisula yang siap menembus lini pertahanan lawan. Jepang juga mengerahkan dua gelandang serang, yaitu Endo sebagai kapten tim dan Makoto Hasebe.

Honda bisa diturunkan sebagai gelandang serang dan pemain bertahan. Penetrasi serangan Jepang umumnya diawali dari lini sayap. Hanya saja Kagawa dan Okazaki jauh dari kemampuan pemain sayap yang ideal. Selain itu, Jepang punya bek yang siap mendukung serangan balik, yaitu  Atsuto Uchida dan Yuto Nagatomo.

Pemain andalan Jepang:

Shinji Kagawa:
Kagawa menjadi sosok anutan bagi anak-anak muda negeri Sakura yang ingin sukses menggeluti sepak bola. Ia juga ikon bagi sepak bola Asia. Pemain ini bahkan dapat disebut sebagai salah satu pemain bola Asia yang sukses di Eropa, setelah mantan gelandang Manchester United (MU) Park Ji-Sung.

Kagawa punya peran tidak kecil ketika membela Borussia Dortmund di Bundesliga dan United di Liga Inggris. Mantan manajer Dortmund Juergen Klopp menyebut dia sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, dan manajer Alex Ferguson tidak jarang memuji penampilannya di berbagai laga.

Kagawa punya kreativitas, dalam melepas umpan dan melepas tendangan keras mengarah ke gawang lawan. Pada usia 24 tahun, ia bakal memanen sukses gemilang di masa depan. Ia modal berharga bagi Jepang ketika memenangi Piala Asia 2011. Penampilannya kerapkali di luar dugaan. Ini yang patut diwaspadai tim yang menghuni Grup A.

Keisuke Honda:
Gelandang CSKA Moskow ini mampu menjadi inspirator bagi rekan-rekannya satu tim, setelah Jepang ditinggalkan oleh Hidetoshi Nakata dan Shunsuke Nakamura.

Yuto Nagotomo:
Bek kiri Inter Milan ini punya naluri sebagai penyerang. Ia akan tampil beringas dengan didukung Kagawa. Ia sedang berjuang dengan cedera lutut yang ia peroleh ketika membela Milan pada Februari lalu.
 
Analisis skuad:

Kekuatan:
Pemain Jepang rata-rata suka mendribel bola. Mereka piawai melakukan serangan balik dengan cepat dengan didukung kekuatan penuh.

Pola serangan bertumpu kepada trio Kagawa, Honda dan Okazaki. Ketiganya mampu melepas umpan secepat kilat. Dua pemain, yaitu Endo dan Honda menjadi spesialis tendangan bebas. Mereka kerapkali mengambil manfaat ketika melakukan "set-piece".

Kelemahan:
Lini pertahanan menjadi lini yang banyak menyedot perhatian Zacccheroni. Ketika pemain Jepang menguasai bola, mereka tidak segan melakukan manuver. Hanya saja mereka kerapkali lengah menutup pertahanan ketika lawan melakukan serangan balik.

Jepang terlalu bertumpu kepada Konno sebagai pemain bertahan. Ia memang punya segudang pengalaman, tetapi berharap hanya kepada dia, akan menjadi bumerang yang justru dapat dimanfaatkan lawan.

Fakta: Jepang
Japan Football Association
Peringkat FIFA: 32
Prestasi: Juara Piala Asia 1992, 2000, 2004, 2011

Skuad Jepang:
Penjaga gawang: Kawashima (Standard Liege), Nishikawa (Sanfrecce Hiroshima), Gonda (FC Tokyo);

Pemain belakang: Inoha (Jubilo Iwata), Sakai (Stuttgart), Nagatomo (Inter Milan), Uchida (Schalke), Konno (Gamba Osaka), Kurihara (Yokohama), Sakai (Hannover), Yoshida (Southampton);

Gelandang: Honda (CSKA Moscow), Endo (Gamba Osaka), Kiyotake (Nurnberg), Okazaki (Stuttgart), Kagawa (Manchester United), Hosogai (Hertha Berlin), Nakamura (Kawasaki Frontale), Hasebe (Wolfsburg), Inui (Eintracht Frankfurt), Takahashi (FC Tokyo);

Pemain depan: Havenaar (Vitesse Arnhem), Maeda (Jubilo Iwata).
 
Laga di ajang Piala Konfederasi
 
Jerman 2005
Match    Date    Venue        Home Team     Results    Away Team     
12    22 june    Cologne         Japan    2:2 (1:2)    Brazil    
8    19 june    Frankfurt/Main         Greece    0:1 (0:0)    Japan    
3    16 june    Hanover         Japan    1:2 (1:1)    Mexico    

Prancis 2003
Match    Date    Venue        Home Team     Results    Away Team     
10    22 june    St. Etienne         Japan    0:1 (0:0)    Colombia    
6    20 june    St. Etienne         France    2:1 (1:0)    Japan    
1    18 june    Paris/Saint-Denis         New Zealand    0:3 (0:1)    Japan    

Korea Jepang 2001
Match    Date    Venue        Home Team     Results    Away Team     
16    10 june    Yokohama         Japan    0:1 (0:1)    France    
13    07 june    Yokohama         Japan    1:0 (1:0)    Australia    
11    04 june    Ibaraki         Brazil    0:0    Japan    
8    02 june    Niigata         Cameroon    0:2 (0:1)    Japan    
4    31 may    Niigata         Japan    3:0 (0:0)    Canada    

Saudi Arabia 1995
Match    Date    Venue        Home Team     Results    Away Team     
4    08 january    Riyadh         Japan    1:5 (0:2)    Argentina    
2    06 january    Riyadh         Japan    0:3 (0:1)    Nigeria   

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013