Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Bakrie Center Foundation (BCF) dan Kadin (Kamar Dagang Indonesia) Pusat dan provinsi setempat kolaborasi dalam skrining Tuberkulosis (TBC) pada 300 mahasiswa di STIK Tamalatea Makassar.

Selain skrining, juga dilakukan edukasi TBC yang melibatkan Dinas Kesehatan Kota Makassar serta Yayasan Masyarakat Peduli (Yamali) TB Sulawesi Selatan dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskandar di Makassar, Selasa, menyebut berbagai upaya eliminasi TBC terus dilakukan dalam upaya pencegahan, penemuan kasus, baik secara aktif maupun laten, diagnosis, hingga terapi/pengobatan.

Baca juga: Pemprov Sumut targetkan eliminasi TBC pada tahun 2028

Sementara skrining TBC yang dilakukan pada kalangan mahasiswa diharapkan dapat mendorong percepatan pencapaian target pencarian kasus TBC.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Makassar, target penemuan kasus TBC di 2023, sebanyak 14.898 kasus. Sedangkan secara provinsi, target capaian penemuan kasus aktif tersebut sebanyak 47.075 kasus. Hanya saja, baru tercapai hingga Oktober 2023, sebanyak 21.667 kasus.

"Saya berharap kegiatan kolaborasi antara BCF dan perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi untuk mencapai target eliminasi TBC di Sulawesi Selatan,” kata Ishaq Iskandar.

Program ini merupakan implementasi program kolaborasi multi pemangku kepentingan untuk percepatan eliminasi TBC di Indonesia, yang diinisiasi oleh BCF bersama Kadin Pusat.

Program kolaborasi nasional untuk percepatan eliminasi TBC ini sedang berjalan di enam provinsi, yaitu Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Melalui program ini, BCF dan Kadin Pusat mendorong lintas sektor untuk meningkatkan kerja sama dalam menangani permasalahan TBC di Indonesia.

Salah satunya melalui giat edukasi dan skrining TBC di STIK Tamalatea Makassar. Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan  juga ikut dalam deklarasi Kampus Zero TB.

Baca juga: Kemenkes: Indonesia nomor dua terbesar kasus TBC di dunia

STIK Tamalatea Makassar menjadi perguruan tinggi pertama di Sulawesi Selatan yang menyatakan komitmennya untuk menempatkan isu TBC sebagai isu krusial dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.

"Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari BCF dan Kadin Pusat yang telah membawa isu TBC ini ke kalangan perguruan tinggi dan universitas. Kami akan lanjutkan komitmen ini untuk membawa isu TBC sebagai bagian dari sosialisasi, penelitian, serta pengabdian masyarakat,” kata Ketua STIK Tamalantea Makassar Rahmawati.

Penyakit TBC merupakan penyakit yang penuh dengan stigma, maka dari itu proses edukasi dan skrining TBC dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, seperti mengadakan sesi permainan edukasi untuk menarik minat mahasiswa mengetahui soal TBC lebih dalam.

Head of Public Relation Bakrie Center Foundation, Waode Rizky mengemukakan mahasiswa merupakan corong komunikasi yang efektif untuk menyebarkan seputar informasi yang benar soal TBC.

Sebab, saat ini masih banyak kesalahpahaman dalam menanggapi isu TBC di masyarakat, sehingga stigma dan diskriminasi masih menjadi penghalang untuk bisa mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan dan melakukan pencegahan, bahkan penanganan TBC.

Baca juga: Pemerintah bangun kolaborasi lintas sektor untuk eliminasi TBC

Baca juga: Kemenkes: Peran masyarakat atasi TBC tertuang dalam Perpres 67/2021


"Tahapan skrining dilakukan dengan dialog dalam bentuk grup diskusi kepada mahasiswa yang didampingi oleh kader Yamali TB Sulawesi Selatan," ujar dia.

Saat ini di Indonesia diperkirakan kasus baru TBC hampir satu juta orang (969.000 orang). Hingga Oktober 2023, treatment coverage yang dilakukan baru mencapai 59 persen oleh Kemenkes RI, maka ada 41 persen kasus yang belum ditemukan dan diobati akan terus menjadi sumber penular TBC di masyarakat.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023